Thor; Love and Thunder, Keyakinan Iman dan Ancaman pada Kodrat Manusia
Thor: Love and Thunder Marvel Studios
Film Thor: Love and Thunder sedang ramai diperbincangkan warga dunia. Film besutan Marvel Studios ini dibintangi oleh Chris Hamsworth sebagai Thor Odinson dan Natalie Portman sebagai Jane Foster. Sebagai karya sinematografi, tentu isinya mengandung pesan-pesan yang muncul dari kehidupan nyata atau pandangan-pandangan tertentu yang bukan tidak mungkin berkaitan dengan keimanan termasuk ancama-ancamannya dan kemanusiaan termasuk ancaman-ancaman pada kodrat manusia.
Lihat juga:
Sekilas tentang Thor: Love and Thunder
Film Thor: Love and Thunder yang disutradarai Taika Watiti ini menceritakan tentang keadaan dunia yang mulai damai usai kejatuhan Kerajaan Asgard. Thor yang sedari awal berniat menjalani kehidupan normal mendapat momen baik dari kejatuhan Kerajaan Asgard. Ia tidak ingin lagi menjadi superhero. Apa yang mau dilakukan Thor untuk mewujudkan keinginannya itu? Ia memutuskan untuk berpetualang melintasi galaksi bersama Korg.
Musuh baru yang tiba-tiba muncul ke bumi membatalkan niat Thor meski tekadnya untuk pergi sudah bulat. Musuh tersebut ialah Gorr (Christian Bale); Siapakah Gorr itu? Ia adalah sang pembantai dan pembunuh para dewa.
Lihat juga:
Sebagai seorang superhero, firasat Thor mengatakan bahwa kehadiran Gorr ini sangat berbahaya bagi kedamaian di bumi. Ia pun meminta bantuan sang Raja Valkyrie (Tessa Thompson), Korg, dan Jane Foster.
Jane Foster yang adalah mantan kekasih Thor kini menjadi superhero dari wanita bernama Mighty Thor yang memiliki senjata dan kostum yang sama seperti Thor Odinson. Jane Foster pun secara mengejutkan mampu mengendalikan Palu Mjolnir milik Thor, yang sebelumnya juga bisa dikendalikan Captain America pada film Avengers: andgame.
Dalam kisahnya, ditampilkan tumpukan batu yang diantropomorfisasi, untuk menghentikan penjahat. Tapi peristiwa perang salibnya mengembalikan hal yang tak terduga ketika Thor dipertemukan kembali dengan cinta sejatinya, Jane Foster (Natalie Portman), seorang astrofisikawan manusia yang sekarang muncul sebagai alter ego wanitanya atau muncul dalam kepribadian yang lain yang memegang palu khasnya.
Thor: Love and Thunder dan Keyakinan Iman
Film ini tentu hanyalah hiburan belaka namu sebagai sebuah karya sinematografi tentu didalamnya memuat pesan-pesan tertentu entah pesan moral atau yang lainnya.
John Mulderig dalam media Catholic News Service mengatakan bahwa Thor: Love and Thunder masuk dalam kategori film dewasa di mana beberapa materi mungkin tidak pantas untuk anak di bawah 13 tahun. Lebih lanjut ia menambahkan, film ini sering berisi kekerasan pertempuran tanpa darah tetapi terkadang intens, ketelanjangan pria bagian belakang yang sekilas, beberapa humor seksual, referensi ke lesbianisme, sekitar setengah lusin sumpah ringan, beberapa istilah kasar dan setidaknya satu ekspresi kasar.
Pernyataan Mulderig di atas mungkin tidak bisa dinafikan karena film ini merupakan film action. Adalah sesuatu yang lumrah di dalam film-film seperti itu, apa yang disebutkan Mulderig di atas. Untuk itulah maka ia mengatakan bahwa beberapa materi mungkin tidak pantas untuk anak di bawah 13 tahun.
Asmara Thor dengan Jane telah terhambat oleh ketakutannya akan komitmen di masa lalu dan terus tertatih-tatih oleh kebutuhan emosionalnya yang berlebihan dan keinginan yang tak ada habisnya akan pengakuan diri. Di sini ada nilai yang dapat dipetik soal pentingnya kerja tim dan pentingnya pula hubungan yang langgeng
namun di balik ini ada kesan lain yang ditampilkan dari adegan awal yang menunjukkan kesia-siaan iman Gorr, menggambarkan manusia sebagai mainan para dewa dan menyangkal kehidupan setelah kematian.
Mungkin permainan seperti ini akan bekerja pada alam bawah sadar para penonton untuk juga mempertanyakan keyakinan iman mereka
“Jika semua ini hanya berlaku untuk makhluk abadi imajiner dari dunia kuno, cukup adil. Tetapi apakah penonton ‘digiring’ untuk menerapkan pelajaran pahit Gorr pada agama secara lebih luas? Penutup akhirnya mengurangi nihilisme Gorr tetapi tidak begitu meyakinkan untuk membebaskan penonton bioskop dari kebutuhan untuk menafsirkan pengalamannya dengan hati-hati,” Tulis Mulderig.
Marvel Studios |
Thor: Love and Thunder dan Penyangkalan Terhadap Kodrad Manusia
Mulderig juga mengungkapkan tentang beberapa elemen bermasalah yang ditampilkan dalam skenario film ini,
yaitu mencakup bagaiman gender dibengkokkan maknanya dan soal homoseksualitas yang dibuat pantas.
Ia menyebutkan bagaimana Valkyrie, seorang lesbian, disebut sebagai Raja, bukan Ratu Asgard Baru padahal ia adalah perempuan.
“Kegemaran akan bentuk fisik Thor telah lama menjadi kartu gambar <bagi anak-anak> dan bahan lelucon untuk waralaba. Namun, di sini, komedi yang melingkupinya sebentar berubah menjadi mesum,” tambah Mulderig.
Lihat juga:
Nah, bagi Anda yang mau menonton, silahkan hanyut dalam suasananya tetapi jangan hanyut dalam paham-pahan miring yang ditampilkan dalam film ini.
Sumber: Pikiran Rakyat dan Catholic News Service
Terima kasih atas kunjungannya, Tuhan menberkati.
Thor: Love and Thunder
Thor
Thor terbaru 2022
Superhero
Lesbianisme
Homoseksual
Keyakinan iman