Cara Paling Mudah Bisa Buat Renungan untuk Ibadat Sabda

renungan syukuran wisuda
Renungan Ibadat Sabda Tanpa Imam

Seorang pemimpin Ibadat Sabda di lingkungan atau kelompok umat basis tentu juga akan meyampaikan renungan atas Sabda Tuhan yang dibacakan di dalam ibadat tersebut. Renungan yang akan disampaikan itu tentu harus dipersiapkan terlebih dahulu. Bagaimana seorang pemimpin awam Ibadat Sabda dapat membuat renungan tersebut? Bagaimana jika renungan yang akan disampaikan tersebut disadarkan dari bacaan Injil? Untuk mendapatkan tipsnya lebih jelas terlebih dahulu marilah kita mengenal sekilas tentang Injil.

Apa itu Injil? Injil adalah empat kitab pertama dalam Kitab Suci Perjanjian Baru yang mengisahkan tentang kehidupan dan karya Yesus semasa hidup di dunia. Keempat kitab tersebut adalah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Orang Katolik biasa menyebutnya Inji Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes. Kata Injil sendiri mempunyai akar kata dari kata bahasa Yunani Euangelion yang berarti kabar baik. Injil atau kisah hidup dan karya Yesus disebut kabar baik atau kabar kesukaan karena kehadiran dan misi Yesus dari Bapa ketika Ia hadir di dunia adalah membawa kabar sukacita keselamatan dan Ia sendiri adalah tanda keselamatan itu.

Injil selalu dibacakan di dalam setiap perayaan Misa baik Misa hari Minggu maupun Misa harian. Injil juga dibacakan di dalam Misa hari-hari raya Gerejani, pesta dan peringatan, Misa arwah, Misa syukur dan semua Misa lainnya. Tiada perayaan Misa tanpa pembacaan Injil. Injil juga dapat dibacakan di dalam Ibadat Sabda tanpa imam di lingkungan atau kelompok umat basis, keluarga dan komunitas-komunitas.

Setelah pembacaan Injil disusul dengan homili/khotbah atau renungan. Bagi orang awam atau yang bukan Imam/Biarawan/Biarawati, membuat renungan atas Sabda Tuhan menjadi sedikit kendala dikarenakan kurangnya pengetahuan akan bagaimana cara bisa membuat renungan yang baik. Siapa saja bisa membuatnya asal tahu bagaimana caranya.

Okey! Mari kita belajar tips cara paling mudah bisa buat renungan untuk Ibadat Sabda lingkungan. Tips ini dikhususkan untuk bacaan Injil.

Ini sebagai pengetahuan dasar bagi kita

Terlebih dahulu mari kenali lebih lanjut tentang Injil itu. Sebagai kitab atau buku, tentu yang ada di dalam Injil adalah tulisan-tulisan dan sebagai tulisan, Injil dikategorikan sebagai karya sastra dan sastra Injil berisi kisah nyata. Dalam jenis sastra Injil ditemukan macam-macam bentuk sastra, yaitu: perumpamaan, mukjizat, pertikaian pendapat, pengajaran dan sebagainya. Injil mulai dengan karya Yesus di Galilea dan berakhir dengan wafat dan kebangkitanNya di Yerusalem serta kenaikannya ke surga.

Walau sebagai kisah nyata, namun Injil tidak diceritakan sebagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Injil selalu merupakan kesaksian iman bahwa Yesus tetap hidup dan berkarya sekarang juga. Secara sepintas, inilah uraian tentang masing-masing bentuk sastra Injil tersebut diberikan sebagai bahan bagi kita saat menyusun renungan.

Kisah mukjijat:

Biasanya kisah mukjizat mempunyai lima unsur, yaitu (i) pendahuluan; (ii) permohonan untuk campur tangan. Permohonan ini menunjukkan iman orang yang bersangkutan atau orang-orang yang berada di sekelilingnya; (iii) campur tangan dilakukan; (iv) akibat diceritakan; (v) reaksi orang-orang yang menyaksikan peristiwa: takut, kagum, heran.

Lihat juga:
Ibadat Sabda untuk orang sakit di lingkungan umat basis

Lihat juga:
Ibadat Sabda peringatan 40 hari kematian

Lihat juga:
Panduan Misa pernikahan Katolik sesuai TPE baru

Perumpamaan:

Biasanya perumpamaan digunakan untuk menyampaikan pengajaran supaya pengajaran itu mudah ditangkap. Kecuali itu juga untuk membantu para pendengar supaya dapat menilai diri sendiri, membuat keputusan untuk diri sendiri tanpa menyadarinya.

Kisah panggilan:

Biasanya kisah panggilan tidak panjang, hanya perjumpaan sekilas yang mengisahkan panggilan dan jawaban atas panggilan itu. Kisah panggilan ini dipolakan pada kisah-kisah panggilan dalam Perjanjian Lama. Dengan demikian ditunjukkan bahwa Yesus memanggil dengan kuasa yang sama dengan kuasa Allah seperti di dalam Perjanjian Lama.

Pidato perpisahan:

Yesus adalah seorang yang mempunyai keududukan atau berperan besar dalam kehidupan masyarakat waktu itu ketika tahu bahwa akhir hidupnya sudah dekat, memberikan pesan-pesan terakhir sebagai wasiat kepada para murid.

Pertikaian pendapat:

Pola yang dipakai dalam kisah pertikaian pendapat adalah yang biasa diantara para terpelajar, yaitu para rabbi. Biasanya pertikaian pendapat mengandung unsur-unsur ini: (i) suatu sabda atau tindakan Yesus menimbulkan keheranan di pihak para pendengar (sering dibuat-buat); (ii) debat mulai dengan rumus, “tidakkah kaubaca dalam Kitab Suci ....” atau “tidak percayakah kamu ....”; (iii) pada akhirnya, masalah yang sesungguhnya muncul. Orang perlu menentukan pilihan dan seringkali ada perbedaan antar kelompok.

Penampakan:

Bentuk tulisan kisah penampakan ini digunakan untuk menunjukkan kehadiran Allah. Penampakan yang terjadi di gunung Sinai dalam Perjanjian lama sangat besar pengaruhnya untuk bentuk sastra ini selanjutnya. Di gunung Sinai digambarkan adanya petir, api, gunung yang berguncang untuk menunjukkan bahwa Allah hadir. Peristiwa ini membuat orang ketakutan. Inilah pula bentuk yang digunakan dalam peristiwa Pentakosta, Maria menerima kabar dari malaikat, makam kosong. Kita tidak boleh berpikir bahwa memang demikianlah yang terjadi, melainkan kehadiran Allah yang secara istimewa dialami. Kalau dikatakan bahwa orang-orang yang melihatnya “takut”, yang dimaksudkan ialah orang itu menyadari dirinya di hadirat Allah.

Apokaliptik:

Jenis sastra ini menonjolkan nada penderitaan, karena jenis ini muncul dalam fase sejarah yang gelap, yang diwarnai dengan penganiayaan. Hal yang mau disampaikan melalui jenis sastra ini adalah kepastian dalam hati orang beriman, bahwa Allah adalah Tuhan atas sejarah. Pada akhirnya Ia akan campur tangan dan menang, yaitu kalau kekuasaan jahat tampil dalam kepenuhannya. Bintang-bintang akan jatuh, bumi bergetar, langit runtuh dan akan datang langit baru dan bumi baru.

Setelah mengetahui sekilas tentang isi sastra Injil, Mari kita mulai tips cara paling mudah bisa buat renungan untuk Ibadat Sabda.

Pada langkah pertama

Berdoa mohon Bimbingan Roh Kudus.
Roh Kudus telah mengispirasi para penulis kitab suci sehingga menghasilkan tulisan-tulisan yang kita kenal sekarang sebagai Kitab suci. Roh Kudus adalah Pembimbing kita yang dikaruniakan oleh Kristus. Dialah yang akan membimbing kita untuk memahami kehendak Allah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Langkah kedua

Tentukan perikopnya dan bacalah perlahan-lahan bila perlu diulang beberapa kali. Baca dengan meresapi kata demi kata bukan hanya dengan mulut tetapi dengan hati. Tandailah ayat atau kalimat yang menyentuh hati dan resapkan. Cobalah dikategorikan, perikop yang dipilih tersebut masuk dalam bentuk sastra yang mana dan pahami makna sastranya; kisah mukjizatkah, perumpamaankah atau yang mana.

Langkah ketiga

Renungkanlah dengan penelaahan 5W1H (Who:siapa, what:apa, when:kapan, where:di mana, why:mengapa dan how: bagaimana) yaitu; tentang siapa-siapa yang dikisahkan, apa yang terjadi/ apa yang dikatakan, kapan dan di mana kejadian itu, bagaimana kejadiannya dan mengapa terjadi.
Apabila ada istilah yang tidak dipahami, carilah artinya pada kamus Alkitab di bagian belakang.

Bacalah juga teks paralel untuk lebih memperluas wawasan atau teks rujukan yang tertera di dasar halaman, misalnya salah satu ayat atau ungkapan mempunyai rujukan pada kitab lain baik dalam PL maupun PB.

Langkah keempat

Biarkan Tuhan bersabda dengan membuka diri di hadapan Allah dan katakanlah, “Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan!”
Pada langkah ini Tuhan akan membuka hati dan pikiran kita untuk menemukan pesan-pesan sabda-Nya untuk kita, akan apa yang harus kita katakan dan akan apa yang harus kita perbuat.

Langkah kelima

Tulislah pesan-pesan dari Tuhan tersebut dan rangkaikan sebagai bahan renungan.

Awalilah renungan dengan pendahuluan yang bekaitan dengan maksud dan intensi dari Ibadat Sabda yang hendak diadakan lalu disusul dengan mengulas isi perikop yang didasarkan pada jenis sastra dan penelaahan 5W1H. Utarakan pesan Tuhan yang telah ditulis sebelumnya untuk menjadi pegangan hidup lalu renungan ditutup dengan kesimpulan. SELESAI.

Mari praktikkan!

Intensi Ibadat Sabda: Syukuran Wisuda.
Perikop Injil: Yohanes 6:1-15 tentang Yesus memberi makan 5000 orang.
Berdoalah mohon bimbingan Roh Kudus.

Karena intensi dari ibadatnya adalah syukur maka kita cari ayat dimana ada pernyataan tentang syukur, yaitu terdapat pada ayat 11, “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuatnya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.”

Bentuk sastra dari perikop ini adalah kisah mukjizat jadi kita fokus pada apa yang dilakukan Yesus sehingga mukjizat bisa terjadi dan ternyata mukjizat itu terjadi karena ucapan syukur yang dibuat oleh Yesus. Coba baca kembali ayat 11, Yesus mengambil 5 potong roti dan 2 ekor ikan, mengucap syukur dan langsung membagi-bagikannya kepada kelima ribu orang tersebut, semuanya kebagian dan makan sampai kenyang.
Kita ambil poinnya di situ, bahwa sebuah mukjizat dapat terjadi karena ucapan syukur yang kita lakukan dan mukjizatnya adalah kita mengalami keadaan kecukupan akan kebutuhan kita untuk hidup. Kecukupan itu bersumber dari kemurahan dan belas kasih Tuhan.

Sampai di sini saja kita sudah bisa punya gambaran tentang renungannya. Rumuskan pendahuluannya lalu kita masuk pada telaah perikop dengan metode 5W1H.
Siapa saja yang berperan di dalam kisah tersebut? Yesus sebagai tokoh utama, Filipus murid-Nya, Andreas, seorang anak dan tentunya murid-murid lain dan orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Yesus.

Apa yang dilakukan Yesus sebagai tokoh utama? Ia membuat mukjizat memperbanyak 5 potong roti dan 2 ekor ikan untuk memberi makan 5000 orang. Apa yang dilakukan orang banyak itu? Mereka berbondong-bondong mengikuti Yesus karena sebelumnya mereka telah melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Reaksi mereka setelah dikenyangkan oleh Yesus adalah ingin menjadikan Dia sebagai Raja mereka.
Di mana peristwa itu terjadi? Di danau Tiberias yang letaknya di seberang danau Galilea.
Kapan peristwa itu terjadi? Pada saat Paskah orang Yahudi sudah dekat. Mengenai apa dan bagaimana danau Tiberias dan Paskah orang Yahudi ini silahkan lihat di kamus Alkitab untuk melengkapi renungannya.
Mengapa hal itu dilakukan oleh Yesus? Dalam perikop ini kita menemukan alasan bahwa Yesus memang sudah berniat untuk melakukan mukjizat itu. Pertanyaan-Nya kepada Filipus dibuat hanya untuk mencobai dia. Bila alasan ini terasa belum cukup, lihatlah juga teks paralelnya di Injil yang lain lalu masukkan itu juga ke dalam bahan renungannya.
Bagaimana mukjizat pergandaan roti dapat terjadi? Inilah yang menjadi fokus atau tema utama bahan renungan ini, yaitu ucapan syukur kepada Allah.

Lihat juga:
Berdoa secara Katolik; Apa dan Bagaimana

Lihat juga:
Doa penyerahan jiwa bagi orang yang baru meninggal

Lihat juga:
Doa malam keluarga Katolik

Sudah. Unsur 5W1H sudah terjawab semuanya dan kini bahan renungan kita hampir jadi, tinggal kita merumuskan pesan-pesan Tuhan bagi wisudawan/i, dan semua yang hadir lalu menarik kesimpulannya.

Keberhasilan yang digapai dalam studi adalah buah dari proses mencari dan mengikuti Yesus karena percaya bahwa ia akan memberikan yang terbaik. Hal terbaik yang Yesus berikan sebagai “upah” mengikuti Dia dilakukan-Nya melalui ucapan syukur. Seluruh hidup manusia adalah proses mengikuti Yesus ke mana pun Ia pergi dan menjadikannya sebagai Raja bagi diri di dalam semua dimensi dan dinamika kehidupan. Dunia pendidikan sudah selesai tetapi dunia karya bakti masih panjang membentang. Melihat jalan yang panjang itu mungkin dihantui berbagai macam rasa apalagi dunia kerja yang tidak menjanjikan tetapi bersama Yesus pasti akan dicukupkan.

Cukup dulu tips cara paling mudah bisa buat renungan untuk Ibadat Sabda, silahkan dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai keperluan ibadat. Terima kasih atas kunjungannya, Tuhan memberkati.

TAG: Renungan syukuran wisuda Katolik, Ibadat syukur Katolik, Ibadat Sabda lingkungan, tata cara ibadat sabda lingkungan

Silahkan di-share sebanyak-banyaknya jika Anda mendapatkan manfaat dari artikel ini dan tinggalkan tanggapannya di kolom komentar.



Artikel Terbaru

Jangan lewatkan

Kriteria, Tata Tertib dan Aspek Penilaian Lomba Baca Kitab Suci Katolik BKSN

Contoh Doa Umat Katolik Untuk Lingkungan

Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik

Teks Panduan Ibadat Katolik untuk Peringatan 40 Hari Kematian

Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

Tata Cara Ibadat Sabda Lingkungan Dilengkapi Dengan Contoh Ibadat

Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

Lagu Misa Katolik; Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru 2024