Pedoman Mempersiapkan Liturgi Perayaan Natal Katolik

Pedoman bagi umat katolik untuk mempersiapkan liturgi perayaan Natal sesuai dengan tradisi dan ketentuan liturgi Gereja Katolik terbaru tahun 2023
Pedoman mempersiapkan liturgi perayaan Natal Katolik

Unsur utama dan terpenting dalam setiap perayaan keagamaan Katolik adalah liturgi karena puncak perayaan keagamaan itu dirayakan di dalam liturgi dan dimaknai di dalam liturgi, tidak terkecuali perayaan Natal. Artikel ini akan membahas tentang panduan bagi para penanggung jawab liturgi di komunitas-komunitas gerejani paroki, kapela, stasi, kelompok umat basis, lingkungan khususnya di wilayah Paroki Santu Yakobus Rasul Bukapiting Alor, Sidongkomang untuk membantu mempersiapkan liturgi yang baik. 

Apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan liturgi perayaan Natal Katolik?

  • Ketahui dulu tingkatan liturgi untuk Natal.
  • Perhatikan struktur Misa Natal dari masing-masing perayaannya, terutama pada bagian-bagian yang menjadi tambahan dalam tata perayaan Natal.
  • Dalam hal nyanyian Misa, pahami dulu fungsi dan kedudukan masing-masing lagu dalam Misa.

Ada tiga bagian penting yang diangkat dalam pembahasan ini, yakni yang pertama tentang tingkatan liturgi Natal Katolik, kedua tentang berbagai perayaan Misa Natal Katolik dan ketiga tentang pedoman memilih lagu-lagu untuk perayaan Misa Natal.

Tingkatan Liturgi Natal Sebagai Hari Raya

Dalam tata liturgi Katolik, Perayaan Natal diklasifikasikan di dalam kelompok liturgi kelas I, yaitu klasifikasi liturgi tingkat paling atas yang disebut Hari Raya. Untuk lebih jelasnya, pengelompokan kelas dalam liturgi Katolik diatur sebagai berikut:

Kelas paling atas adalah Hari Raya atau Solemnity lalu dibawahnya ada pesta atau feast dan di tingkat paling bawah atau rendah ada peringatan atau memorial. Peringatan sendiri masih dibagi lagi menjadi peringatan wajib dan peringatan fakultatif.

Istilah “hari raya” merupakan ungkapan yang umum namun di dalam Kalender Liturgi Katolik disematkan pada hari yang dikuduskan untuk memperingati dan merayakan peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, Bunda Maria Ibu-Nya atau para kudus tertentu.

Demikian halnya dengan kata “Pesta” yang merupakan ungkapan umum dan digunakan semua kalangan namun di dalam kalender liturgi katolik diistilahkan untuk menandai penghormatan kepada seorang kudus yang utama dalam hal ini para rasul atau untuk menandai hari khusus tertentu seperti Pesta Keluarga Kudus. Untuk orang kudus lainnya ditandai dengan liturgi peringatan. Terdapat 17 hari raja, 25 pesta dan 65 peringatan wajib dalam setahun liturgi Gereja. Di antara 17 hari raja gerejani itu ada Hari Raya Natal dan dari ketujuh belas hari raya gerejani itu, perayaan Hari Minggu Paskah menjadi hari raya dari segala hari raya gerejani atau solemnity of solemmities atau summa sollemnitas. Tentang hal ini akan dibahas di dalam artikel terpisah. Sekarang mari kita lanjutkan pembahasan tentang bagaimana Gereja Katolik merayakan Natal.

Dari penjelasan ini, dapat kita simpulkan bahwa ungkapan SELAMAT PESTA NATAL atau SELAMAT PESTA PASKAH rasanya kurang tepat. Lebih tepatnya SELAMAT HARI RAYA NATAL atau SELAMAT HARI RAYA PASKAH sesuai dengan tingkat liturgi dari kedua perayaan tersebut.


Misa-Misa Natal Katolik dan Strukturnya

Gereja Katolik Roma mempunyai cara sendiri merayakan Natal. Perayaan keagamaan itu dirayakan dengan sebanyak tiga kami Misa. Misa Natal yang pertama namanya Misa Natal Malam yang dilaksanakan pada tanggal 24 Desember malam. Misa Natal yang kedua namanya Misa Natal Fajar yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember tengah malam sampai menjelang fajar. Sedangkan Misa Natal yang ketiga namanya Misa Natal Siang yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember setelah fajar. Kenapa harus sampai tiga kali Misa? Jawabannya dapat dilihat dalam ulasan berikut.

Hari Raya Natal Misa Malam

Untuk Misa yang satu ini, banyak orang menyebutnya Misa Malam Natal. Ungkapan yang lebih tepat adalah Misa Natal Malam atau lebih lengkapnya; Hari Raya Natal Misa Malam. Kenapa pemakaian ungkapan ini penting diberi penekanan? Misa yang diadakan pada tanggal 24 Desember malam tersebut adalah Misa untuk merayakan peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem dan bukan Misa menjelang peristiwa kelahiran Yesus. Ungkapan yang berbeda dikenakan untuk Misa Malam Paskah untuk Misa pada hari Sabtu malam karena peristiwa kebangkitan Yesus baru dirayakan pada hari Minggu besoknya. 

Sementara kenangan akan peristiwa kelahiran Yesus dengan ritus di kandang Natal dan narasi kelahiran Yesus di Betlehem dalam Bacaan Injil dari Injil Lukas 2:1-14 ada di perayaan Misa Natal Malam. 

Hari Raya Natal Misa Fajar

Istilah “Natal Fajar” sering diungkapkan tetapi untuk menyebutkan Misa Natal Siang, bukan untuk Hari Misa Natal Fajar. Kenapa bias begitu? Karena Misa Natal yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember menggunakan ritus Misa Siang, sementara Misa Fajarnya dilewatkan atau tidak dirayakan sehingga terjadi kebablasan dalam penggunaan penyebutan.

Nah kalau begitu, apa itu Misa Natal Fajar? Kata fajar merujuk pada waktu pagi-pagi benar atau saat di mana para gembala di padang Betlehen yang setelah mendengar kabar malaikat langsung bergegas ke kandang melihat bayi Yesus. Misa Natal Fajar atau dalam tata perayaan Misa disebut Hari Raya Natal Misa Fajar adalah Misa yang diadakan pada saat sebelun fajar menyingsing untuk menandai peristiwa yang mengabarkan lahirnya Kristus di dalam kehidupan orang beriman yang pertama, yakni para gembala. Bacaan Injil dalam Hari Raya Natal Misa Fajar diambil dari Injil Lukas 2:15-20: Para gembala adalah Pewarta-pewarta pertama yang mengundang kita semua untuk ikut sujud dan menyembah ke hadapan sang Bayi Penyelamat, dan selanjutnya menjadi pewarta kabar baik bagi dunia.

Hari Raya Natal Misa Siang

Setelah fajar menyingsing di tanggal 25 Desember, diadakah lagi sebuah Misa yang disebut Misa Natal Siang atau dalam tata perayaan Misa disebut Hari Raya Natal Misa Siang. Dalam Misa ini tidak ada lagi adegan di Kandang Betlehem. Tidak ada juga narasi tentang kelahiran Yesus dibacakan di dalam pembacaan Kitab Suci. Misa Natal Siang adalah Misa yang dibuat untuk merayakan kelahiran Kristus secara rohani di dalam kehidupan orang beriman. Bacaan Injil dalam Hari Raya Natal Misa Siang diambil dari Injil Yohanes 1:1-18, yang menegaskan bahwa sang Sabda ini sudah ada sejak semula. Inkarnasi Allah menjadi manusia itu akhirnya bukan hanya fakta sejarah 2000 tahun lalu di Betlehem, tetapi menjadi rencana Keselamatan Allah dan sekaligus sebagai dasar iman kita yang tak tergoyahkan.

Struktur Misa Hari Raya Natal

Berbicara tentang struktur atau Tata Perayaan Ekaristi (TPE) perayaan Natal Katolik tidak bisa terlepas dari TPE baku Gereja Katolik yang terdiri dari 4 bagian dengan masing-masing bagian terdiri dari sub-sub bagian. Demikian halnya dengan Tata Perayaan Ekaristi Hari Raya Natal, baik Misa Natal Malam, Misa Natal Fajar, maupun Misa Natal Siang, hanya saja diberikan tambahan ritus-ritus tertentu untuk menandai perayaannya. Berikut adalah struktur dari Misa Natal Malam. Untuk Misa Natal Fajar tidak dicantumkan karena tidak dirayakan di paroki kita Sedangkan untuk dan Misa Natal Siang strukturnya sama dengan TPE pada umumnya.
Struktur Misa Hari Raya Natal Misa Malam (24 Desember Malam); Merayakan kelahiran Yesus.

Lihat teks Misa Natal Malam

Ritus Tambahan (Upacara di luar gereja)

  • Tanda Salib
  • Doa pemberkatan patung kanak-kanak Yesus
  • Perarakan menuju gereja dalam suasana hening
  • Mecari penginapan
Lihat teks lagu dramatisai mencari penginapan
  • Perarakan menuju kandang natal

Ritus Pembuka Misa Natal (Berdiri)

  • Perarakan masuk
  • Maklumat kelahiran Yesus
Lihat teks Maklumat Kelahiran Yesus
  • Peletakan patung bayi Yesus dalam kandang natal, pemberkatan dan pendupaan kandang.
  • Lagu Malam Kudus dan doa di depan kandang natal.
Lihat teks lagu Malam Kudus
  • Lagu pembuka
Lihat teks lagu pembukaan Misa Natal
  • Tanda Salib
  • Salam
  • Pengantar
  • Tobat
  • Lagu Tuhan kasihanilah
Lihat teks lagu Tuhan Kasihanilah Kami Misa Natal
  • Madah kemuliaan
Lihat teks lagu Madah Kemuliaan/Gloria Misa Natal
  • Doa pembuka

Liturgi Sabda Misa Natal

  • Bacaan I: Yesaya 9:1-6 (Duduk) 
  • Mazmur tanggapan (Duduk)
Lihat teks Mazmur Tanggapan Misa Natal Malam
  • Bacaan II: Titus 2:11-14 (Duduk)
  • Bait pengantar Injil (Berdiri)
  • Injil: Lukas 2: 1-14 (Berdiri)
  • Homili (Duduk)
  • Syahadat (Berdiri)
Lihat leks lagu Credo
  • Doa umat (Berdiri)
Lihat teks doa umat Misa Natal Malam

Liturgi Ekaristi Misa Natal

  • Lagu persiapan persembahan (Duduk)
Lihat teks lagu persiapan persembahan Misa Natal
  • Pengunjukan persembahan (Berdiri)
  • Doa persiapan persembahan (Berdiri)
  • Dialog pembuka dan prefasi (Berdiri)
  • Lagu Kudus (Berdiri)
Lihat teks lagu Kudus Misa Natal
  • Doa Syukur Agung (Berlutut)
  • Bapa kami dan embolisme (Berdiri)
Lihat teks lagu Bapa Kami/Pater Noster
  • Doa damai (Berdiri)
  • Pemecahan Hosti/Lagu Anak Domba Allah (Berdiri/berlutut)
Lihat teks lagu Anak Domba Allah Misa Natal
  • Komuni/ penerimaan Tubuh Kristus diiringi lagu komuni
Lihat teks lagu Komuni Misa Natal
  • Antifon Komuni/ Madah pujian sesudah komuni/ lagu post komun
Lihat lagu Post Komunio Natal
Berbaring di atas palungan
  • Doa sesudah Komuni

Ritus Penutup Misa Natal

  • Pengumuman (Duduk)
  • Amanat pengutusan (Berdiri)
  • Berkat (Berdiri)
  • Pengutusan (Berdiri)
  • Perarakan keluar (Berdiri) diiringi lagu penutup

Lihat teks lagu Penutup Misa Natal

Memilih Lagu Misa untuk Perayaan Natal

Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana kita memilih dan menentukan lagu Misa untuk perayaan Natal, mari kita bahas dulu tentang musik liturgi. Berbicara tentang lagu-lagu Misa berarti kita berbicara tentang Musik Liturgi. Apa itu musik liturgi, apa saja kriterianya sehingga disebut musik liturgi dan apa saja fungsinya dapat dibaca dalam ulasan singkat berikut ini.

Arti Musik Liturgi

Gereja Katolik mempunyai “genre” musik sendiri yang disebut musik liturgi. Dalam setiap peribadatan Katolik ada lagu-lagu yang menjadi bagian dari tata peribadatan tersebut. Lagu-lagu tersebut sering kali diiringi dengan musik dan lagu-lagu tersebut juga merupakan bagian utuh dari keseluruhan ibadat, bukan sesuatu yang ditambahkan ke dalam peribadatan sebagai variasi. Lagu-lagu dan musik yang mengiringinya dalam peribadatan Katolik itulah yang disebut dengan Musik Liturgi. 

Coba baca salah satu artikel dokumen Konsili Vatikan II berikut ini: 
“Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena..., entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”
(Sacrosanctum Concilium/SC artikel 112)

Selain menjadi bagian tak terpisahkan, musik liturgi juga mengabdi pada kepentingan ibadat. 
Jika memang demikian adanya tentang musik liturgi Katolik, maka sebuah lagu harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu agar misa menjadi lagu liturgi. Pada pembahasan berikut akan dikemukakan kriteria-kriteria nyanyian liturgi dimaksud.

Kriteria-kriteria nyanyian liturgi 

Sebuah lagu dapat memenuhi kriteria sebagai musik liturgi apabila mengandung kriteria-kriteria berikut:
Kriteria pertama terletak pada syairnya atau liriknya. Lirik lagu Misa harus sesuai dengan ajaran Katolik, maka lebih baik kalau lirik itu diambil dari Kitab Suci dan sumber-sumber liturgi Katolik. Kriteria kedua, harus merupakan ungkapan doa yang indah, artinya bukan hanya sekedar nyayian tetapi doa yang dilagukan sehinga dengan bernyanyi, kita sekalian berdoa. Qui bene cantat bis orat; siapa yang bernyanyi baik, dia berdoa dua kali. Kriteria musik liturgi yang ketiga adalah musiknya harus mempunyai kualitas yang tinggi. Ada banyak genre musik dan musik liturgi memiliki “genre”nya sendiri sebagai musik yang suci atau sacra musica. Oleh karena itu orang tidak boleh serampangan memasukkan/ menerapkan suatu yang kebetulan digandrunginya dalam mengiringi lagu Misa. Kriteria musik liturgi selanjutnya, lagu dan musik harus mendorong partisipasi aktif orang-orang yang hadir dalam perayaan liturgi. Sebanyak mungkin membawakan lagu-lagu Misa di mana semua yang menghadiri Misa berpartisipasi dengan ikut bernyanyi bersama. Kriteria musik liturgi yang terakhir, harus mengungkapkan kekayaan budaya umat Allah dan ciri khas perayaan yang sakral dan agung.

Berdasarkan kriteria musik liturgi di atas, maka musik liturgi dibedakan dari unsur musik lainnya. Musik liturgi adalah musik yang suci. Ia tidak sama dengan musik lainnya bahkan dengan musik rohani lainnya sekalipun. 

Ada kecenderungan dalam praktik berliturgi dewasa ini di berbagai gereja Katolik dimana musik popular diadopsi ke dalam iringan musik liturgi sehingga musik liturgi sendiri jadinya tampil  seperti musik-musik pop yang sedang trending di masnyarakat dan akibatnya, kita tidak bisa membedakan mana musik liturgi dan mana musik pop atau dance. Hal tersebut mengurangi kekhasan musik liturgi sebagai musik yang suci atau sakral.

Fungsi Musik Liturgi

Terkait tentang fungsi musik liturgi silahkan dilihat pada link berikut:
Saran lagu Misa; Ketahui dulu pedomannya

Setelah menyimak pedoman pemilihan lagu misa dari isi link di atas, kita sudah mendapatkan pedoman untuk memilih dan menentukan lagu-lagu yang sesuai untuk dinyanyikan dalam suatu perayaan Misa termasuk Memilih Nyanyian untuk Liturgi Hari Raya Natal

Dalam mempersiapkan liturgi untuk perayaan Natal khususnya musik liturgi atau koor, beberapa ketentuan di bawah ini hendaknya dipedomani.

  • Menggunakan lagu dari teks resmi gereja Katolik.
  • Menempatkan lagu sesuai fungsi dan kedudukannya.
  • Memperhatikan masa liturgi, (dalam hal ini masa Natal)
  • Memperhatikan tema Misa dan maksud Misa dirayakan: Misa biasa, Misa syukur, Misa arwah dll. Tema dapat disesuaikan dengan bacaan Kitab Suci dari Misa yang bersangkutan.

Pada poin ini difokuskan pada tema Natal. Khusus untu lagu Tuhan kasihanilah kami Natal dalam buku Madah Bakti edisi lama nomor 332, kemuliaan (333 dan 334), kudus (344), Anak Domba Allah (335) dan juga versi bahasa Latinnya sudah tidak berlaku lagi dan telah dikeluarkan dari buku Madah Bakti edisi baru sehingga lagu-lagu tersebut hendaknya tidak dipilih. Alasannya adalah lagu-lagu tersebut merupakan gubahan dari lagu lain yang secara etik untuk menghormati kekayaan intelektual penciptanya.

Sampai kapan lagu-lagu bertema natal dinyanyikan dalam peribadatan?
Masa Natal berlangsung dari perayaan Natal Malam sampai dengan Pesta Pembaptisan Tuhan maka dalam kurun waktu ini, lagu-lagu yang bertema Natal tetap dinyanyikan dalam Misa harian, hari Ming dan pesta.

Dalam kalender liturgi Katolik, 1 Januari adalah Hari Raya Santa Maria Bunda Allah. Sebagai hari raya yang statusnya merupakan tingkatan liturgi kelas 1 maka tema ini lebih diutamakan ketimbang tema tahun barunya. Lagu pembukaan dan penutup hendaknya digunakan lagu Maria yang liriknya mengungkapkan Maria sebagai Bunda Allah.

Demikian penjabaran tentang pedoman untuk mempersiapkan liturgi perayaan Natal. Semoga bermanfaat, Terima kasih atas kunjungannya, Tuhan memberkati.


Kategori:
Lagu Misa
Adven
Natal
Keluarga Kudus
Pembaptisan Tuhan
Rabu Abu
Prapaskah
Minggu Palma
Kamis Putih
Jumat Agung
Paskah
Kenaikan Tuhan
Pentakosta
Tritunggal Mahakudus
Kristus Raja
Krisma
Pernikahan 
Kematian
Teks Misa
Ibadat Sabda Lingkungan
Ibadat Syukur Katolik
Doa Umat
Doa Katolik
Doa Rosario
Doa Kerahiman
Renungan



Artikel Terbaru

Jangan lewatkan

Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik

Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

Teks Panduan Ibadat Katolik untuk Peringatan 40 Hari Kematian

Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

Lagu Misa Katolik; Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

Lagu Adven Fajar Telah Mulai Menyingsing SATB

Daftar Rekomendasi Lagu Misa Natal Terbaru

Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru 2024

Kriteria, Tata Tertib dan Aspek Penilaian Lomba Baca Kitab Suci Katolik BKSN