Rabu Abu; Manusia Hanyalah Debu Tetapi Allah Mahabelas-kasih

Pada sebuah Misa di hari Rabu itu, setelah homili, umat berarak ke depan altar lalu imam mengolesi dahi mereka dengan abu membentuk salib sambil berkata, "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" atau "Ingatlah, engkau adalah abu dan akan kembali menjadi abu". Kor dan umat menyanyikan lagu Hanya debulah aku mengiring ritual itu.

Misa itu adalah Misa Rabu Abu. Misa Rabu Abu itu menjadi pembuka masa Prapaskah Katolik yang disebut juga masa puasa. Dalam masa itu umat Katolik menjalani pantang dan puasa, bermati raga, berdoa lebih intens, membaca dan merenungkan Sabda Tuhan dan meningkatkan amal kasih sebagai bentuk pertobat dalam persiapan diri untuk perayaan paskah. Oleh karena itu masa ini sering disebut juga masa retret agung. Abu yang digunakan diambil dari pembakaran daun palem yang sudah diberkati pada hari Minggu Palma tahun sebelumnya.

Pesan puasa Uskup Agung Kupang: Dibimbing oleh Roh Kudus menjadi murid Kristus sejati

APP 2020; Membangun kehidupan ekonomi keluarga yang bermartabat

Keluarga Katolik dan Ekaristi

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (Yunus 3:6). Melalui penerimaan abu sebagai tanda pertobatan itu umat Katolik diingatkan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah (Kejadian 2:7) dan suatu saat nanti akan mati lalu kembali menjadi debu.

Kapan Rabu Abu dirayakan?

Hari Rabu Abu ini merupakkan salah satu perayaan Gereja Katolik yang waktunya tidak tetap pada satu tanggal tertentu. Penentuannya berdasarkan 40 hari hitung mundur dari hari Minggu Paskah, dihitung selain hari Minggu. Pada tahun 2020 ini hari Minggu Paskah jatuh pada tanggal 12 April. Dari tanggal ini ketika dihitung mundur 40 hari tanpa menghitung hari Minggu maka hari Rabu Abu tahun 2020 jatuh pada tanggal 26 Februari.

Hari Minggu tidak dihitung karena secara substansi, hari Minggu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus. Sedangkan 40 hari masa puasa itu mengambil pola 40 hari Yesus berpuasa di padang gurun dan dicobai iblis sebelum Ia berkeling mewartakan berita keselamatan (Matius 4:2, Markus 1:3, Lukas 4:2). Selain itu, dalam beberapa kisah Kitab Suci, angka empat yang disusul nol (satu atau lebih nol) untuk hitungan hari atau tahun, dipakai sebagai simbol masa sulit penuh tantangan dan cobaan berat yang harus dilewati sebagai persiapan untuk suatu tugas perutusan atau suatu peristiwa yang penting dan menyelamatkan. Misalnya 40 hari bencana air bah dalam kisah Nabi Nuh (Kejadian 7:4.12.17), 40 hari penyucian Nabi Musa dan Nabi Elia (Keluaran 24:18; 34:28; Ulangan 9:9.11.18; 10:10; 1 Raja-Raja 19:8), 40 tahun masa pengembaraaan bangsa Israel di padang gurun (Bilangan 14:33; 32:13; Ulangan 8:2; Yosua 5:6), 40 tahun penindasan bangsa Israel oleh orang Filistin (Hakim-Hakim 13:1) dan 400 tahun masa perhambaan di Mesir (Kejadian 15:13; Kisah Para Rasul 7:6).

Dengan demikian, masa 40 hari yang akan dijalani umat Katolik sejak hari Rabu Abu menjadi hari-hari yang diisi dengan puasa, doa, membaca dan merenungkan Sabda Tuhan serta amal bakti. Walau merupakan kewajiban, hal-hal ini tentu sulit dan akan ada banyak tantangan. Maka melalui Misa Rabu Abu, selain umat disadarkan akan kedosaanya juga dikuatkan untuk mampu menjalani semuak kewajiban dimaksud. Pedoman perayaannya mengisyaratkan untuk menyanyikan Litani Para Kudus sebagai lagu pembuka untuk memohon doa dari mereka.

Secara liturgis, Misa Rabu Abu sendiri adalah misa tobat maka seruan tobat dan lagu Tuhan Kasihanilah (Kyrie) dapat ditiadakan. Bacaan-bacaan Kitab Suci berbicara tentang seruan tobat dari para nabi, para rasul dan Yesus Kristus sendiri. Imam mengucapkan doa pemberkatan abu lalu memberkatinya dan sebelum menandainya kepada dirinya dan umat, ia menyerukan antifon ini:
"Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas-kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita".

Mengenal, memahami dan menghayati Ekaristi

Ibadat Sabda untuk keluarga dan lingkungan umat basis

Salam Maria ya bundaku; Bunda Maria, bunda Allah dan bunda kita

Terima kasih telah berkunjung, Tuhan memberkati.



Artikel Terbaru

Jangan lewatkan

Kriteria, Tata Tertib dan Aspek Penilaian Lomba Baca Kitab Suci Katolik BKSN

Contoh Doa Umat Katolik Untuk Lingkungan

Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik

Teks Panduan Ibadat Katolik untuk Peringatan 40 Hari Kematian

Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

Tata Cara Ibadat Sabda Lingkungan Dilengkapi Dengan Contoh Ibadat

Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

Lagu Misa Katolik; Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru 2024