Kabar Gembira di Tengah Krisis Lingkungan Hidup
Katekese Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2019
Tema BKSN 2019 dari LBI adalah: “MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI TENGAH KRISIS LINGKUNGAN HIDUP”. Inilah tema tahun ketiga hasil Pernas Kitab Suci di Sawangan, Bogor tahun 2016, di bawah payung tema besar “Mewartakan Kabar Gembira di Tengah Arus Zaman”. Walaupun situasi gonjang ganjing menerpa hidup manusia di tengah arus zaman, Gereja tetap diutus untuk mewartakan Kabar Gembira Kristus. Pada tahun 2017 kita telah merenungkan tema Kabar Gembira Di Tengah Gaya Hidup Modern, tahun 2018 Kabar Gembira Di Tengah Kemiskinan Dan Kemajemukan, dan tahun ketiga ini Kabar Gembira Di Tengah Krisis Lingkungan Hidup.
Baca juga:
Pesparani kedua Kab. Alor Siap Digelar
Air; Nadi Kehidupan dan Alat Keselamatan Allah
Tema tahun 2019 ini menginspirasi kita untuk merenungkan Sabda Tuhan dalam realitas krisis lingkungan hidup yang marak terjadi. Persoalan kerusakan lingkungan hidup di Regio Nusra menunjukkan gambaran suram yang membutuhkan pemulihan dan pelestarian yang intensif dari masyarakat maupun umat beriman kristiani. Oleh karena itu para utusan Delkit Keuskupan-keuskupan se-Regio Nusra telah berhimpun bersama di Kemah Tabor, Mataloko, pada tanggal 13-17 Mei 2019, untuk menyusun bahan katekese yang sesuai dengan konteks masyarakat Nusa Tenggara. Dengan mengacu pada tema Kabar Gembira Di Tengah Krisis Lingkungan Hidup dan gagasan pokok yang disiapkan oleh LBI, para utusan Delkit Nusra menyusun bahan pertemuan mingguan yang terdiri dari empat pertemuan dengan subtema masing-masing. Kekhasan bahan tahun ini adalah bahwa keempat pertemuan mingguan itu berbasis pada teks kitab suci yang satu dan sama yaitu kisah Nuh dalam Kejadian 6-9. Teks kitab suci ini diatur sekian sehingga terbagi dalam empat bagian sesuai kerangka subtema. Oleh karena itu alur cerita dipertahankan meskipun ada lompatan ayat atau bagian tertentu.
Pertemuan Minggu Pertama dengan subtema “Kejahatan Manusia Menyebabkan Kerusakan Lingkungan Hidup”, memfokuskan permenungan pada kejahatan manusia yang menyebabkan Allah menghukum manusia dan segala makhluk ciptaan di bumi dengan mendatangkan air bah (Kej 6:1-7.11-13, 7:19-23). Dari subtema dan bacaan ini, umat kristiani Regio Nusra diajak untuk menyadari bahwa kerusakan lingkungan hidup merupakan akibat dari kejahatan manusia dalam mengeksploitasi alam. Kesadaran ini menjadi titik awal untuk pertobatan ekologis dalam gerakan sinergis untuk pembaharuan sikap terhadap lingkungan alam.
Pertemuan Minggu Kedua dengan subtema “Kita Dipanggil Untuk Menyelamatkan Bumi Sebagai Rumah Kita Bersama”, mengajak umat kristiani Regio Nusra untuk merenungkan panggilan serta keterlibatannya dalam upaya penyelamatan bumi sebagai rumah bersama. Allah memanggil Nuh untuk menyelamatkan kehidupan dengan membuat bahtera yang dapat menampung segala makhluk hidup yang ditentukan oleh Tuhan, termasuk Nuh dan keluarganya sebagai orang benar yang berkenan pada Tuhan (Kej 6:9-10,14-22; dan 7:13-17). Air bah sebagai bentuk hukuman Allah menghancurkan segala yang jahat, tetapi Nuh sekeluarga dan makhluk hidup lainnya diselamatkan oleh Allah. Sebagaimana Nuh dipanggil oleh Allah untuk bekerjasama dalam penyelamatan dengan membuat bahtera, demikian pula umat kristiani dipanggil untuk terlibat aktif dalam penyelamatan lingkungan hidup dari segala bentuk perusakan.
Pertemuan Minggu Ketiga dengan subtema “Kita Dipanggil Menjadi Manusia Baru Dalam Dunia”, mengetengahkan komitmen Allah untuk membaharui dunia dan tidak akan menghukum lagi dengan air bah kendatipun manusia berlaku jahat (Kej 8:1-5.8-13a.15-22). Komitmen Allah ini memberi harapan kepada manusia untuk menjadi manusia baru dalam dunia dengan menjaga dan melestarikan lingkungan hidupnya. Umat beriman kristiani Regio Nusra dipanggil untuk menanggapi komitmen Allah tersebut dengan menjadi manusia baru, manusia berwawasan ekologis yang berjuang membaharui dunia dari kerusakan alam.
Pertemuan Minggu Keempat dengan subtema “Perjanjian Allah Dengan Semua Makhluk Hidup”, merefleksikan perjanjian Allah yang ditandai dengan busur di langit untuk menjadi peringatan sehingga kelangsungan hidup manusia dan alam tetap terjamin (Kej 9:1-17). Meski demikian Allah tetap memberikan batasan-batasan yang harus diindahkan manusia agar tatanan alam tetap terpelihara dengan baik demi kelangsungan hidup segala makhluk. Umat beriman kristiani Regio Nusra berikhtiar mentaati batasan-batasan dari Allah yang terjabar dalam aneka kebijakan dan kebajikan sosial yang bermuara pada pemeliharaan lingkungan hidup.
Bumi adalah rumah kita bersama, lingkungan alam adalah tempat merajut kesejahteraan bersama. Untuk itu, tanggung jawab memelihara dan melestarikan lingkungan hidup adalah panggilan kemuridan setiap umat beriman kristiani di Regio Nusra. Di tengah arus zaman krisis lingkungan hidup yang masif, kita semua diutus untuk mewartakan kabar gembira yang menentang perusakan lingkungan hidup dan menggerakkan upaya pemulihan dan pelestariannya. Dengan menyelaraskan diri pada sikap Allah, kita mewujudkan panggilan dan perutusan tersebut dengan merawat bumi rumah kita bersama, menjadi tempat huni yang nyaman bagi semua makhluk hidup, demi kelangsungan hidup seluruh makhluk di masa kini dan masa depan.
Sumber: Bahan katekese BKSN 2019 Regio Nusa Tenggara
Artikel lainnya:
Mengenal, memahami dan menghayati Ekaristi
Terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat.
Tuhan memberkati