Suster SSpS Komunitas Sidongkomang Adakan Adorasi Ekaristi Menyongsong 100 Tahun Misi di Timor
Adorasi Ekaristi di Biara SSpS Sidongkomang pada tanggal 21 September 2020 |
Menjelang malam pada Senin (21/9/2020), puluhan orang umat Paroki Santu Yakobus Rasul Bukapiting sudah duduk dalam keadaan hening di kapel Biara Suster SSpS Sidongkomang. Mereka hendak mengikuti adorasi Ekaristi bersama para Suster di komunitas itu. Tepat jam enam petang ketika lonceng gereja berdentang, doa angelus didaraskan lalu dilanjutkan dengan adorasi. Semuanya khusuk dalam doa-doa dan puji-pujian kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus.
Lihat juga:
- Sr. Crista Freitaller, SSpS; Tetap bugar melayani di usia senja
- SSpS dan 100 tahun karya misi di Indonesia
- Misa di kampung leluhur Waimi; Di sini dulu gereja dan sekolah dibuka
Pimpinan komunitas SSpS Sidongkomang, Suster Eta Bui, SSpS yang dihubungi setelah itu memberikan gambaran bahwa adorasi itu dilaksanakan dalam rangka menyongsong 100 tahun karya misi kongregasi Suster SSpS di pulau Timor.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu dari beberapa jenis kegiatan yang dirancang oleh panitia perayaan.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu dari beberapa jenis kegiatan yang dirancang oleh panitia perayaan.
"Adorasi ini dilaksanakan di masing-masing komunitas pada setiap tanggal 21 mulai dari bulan September ini sampai bulan April 2021," ungkap Sr. Eta.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ketika menyampaikan perihal kegiatan adorasi itu kepada Pastor Paroki, Romo meminta untuk adorasi dilaksanakan bersama umat. Maka bersama seksi liturgi paroki dibuatlah jadwal adorasi yang diatur secara bergilir untuk delapan kelompok umat basis di pusat paroki dan kapela Maipiting.
"Puncak perayaan akan dibuat di Lahurus, Belu, bada 21 Mei 2021", tambahnya sembari mengatakan bahwa pada 21 Mei 1921, empat orang suster pertama kali tiba di pulau Timor untuk memulai karya misi di Lahurus.
Ketika ditanya tentang kegiatan lainnya, Sr. Eta menguraikan bahwa puncak perayaan akan dilaksanakan dalam Misa yang dipimpin oleh Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku. Empat hari sebelum perayaan puncak akan dilaksanakan triduum dan vigili. Sementara kegiatan lainnya yang diprogramkan panitia antara lain; pameran produk daur ulang, pengadaan buku-buku doa untuk umum, ziarah tiap komunitas biara dan napak tilas dengan berjalan kaki dari Atapupu ke Lahurus yang didahului dengan meditasi subuh di Atapupu.
Sejarah SSpS Timor
Dikutip dari sspstimor.org, Kongregasi Suster SSpS memulai misi di pulau Timor pada tahun 1921. Tepatnya tanggal 21 Mei 1921, 4 orang suster SSpS tiba di pelabuhan Atapupu dengan tujuan untuk berkarya di Lahurus, sebuah kampung di pedalaman wilayah Belu. Keempat Suster tersebut adalah Sr. Gonzagina Van Lunssen, SSpS, Sr. Jolenta Miltenburg, SSpS, Sr. Blanda Dorr, SSpS dan Sr. Antonie de Leeuw, SSpS Misionaris Timor pertama berangkat dari Lela, Flores.
Kehadiran mereka di Lahurus itu atas permintaan dari Pastor Petrus Noyen, SVD yang sudah berkarya di tempat itu sejak tahun 1913 meneruskan karya misi para iman dari Serikat Jesuit (SJ).
Di Lahurus, para suster ini mengajar dan mendidik kaum putri di Sekolah Dasar.
Anak wanita yang sudah lebih besar, diterima dan dimasukan di asrama untuk diajarkan pekerjaan dan Ketrampilan Rumah Tangga (KRT). Suster-suster juga memberikan pelajaran Agama kepada ibu-ibu dan para pemudi di kampung-kampung.
Dua belas tahun lamanya para suster ini melayani di tempat itu. Muder Regional dari Lela-Flores, setiap dua atau tiga tahun selama dua minggu mengunjungi mereka.
Anak wanita yang sudah lebih besar, diterima dan dimasukan di asrama untuk diajarkan pekerjaan dan Ketrampilan Rumah Tangga (KRT). Suster-suster juga memberikan pelajaran Agama kepada ibu-ibu dan para pemudi di kampung-kampung.
Dua belas tahun lamanya para suster ini melayani di tempat itu. Muder Regional dari Lela-Flores, setiap dua atau tiga tahun selama dua minggu mengunjungi mereka.
Dalam perkembangannya, kongregasi SSpS kemudian membentuk povinsialat sendiri di Timor yang meliputi pulau Timor seluruhnya dan Pulau Alor. Di Alor saat ini ada dua komunitas yaitu Tombang dan Sidongkomang.
Adorasi Ekaristi jelang 100 tahun karya misi Kongregasi Suster SSpS di Timor |
Kongregasi Suster SSpS atau Suster Misi Abdi Roh Kudus adalah salah satu tarekat atau kongregasi religius atau ordo keagamaan Katolik yang mempunyai nama resmi: "Servae Spiritus Sanctus", yang berarti: "Misi Abdi Roh Kudus". Kongregasi ini didirikan oleh Santo Arnoldus Janssen, pada tanggal 8 Desember 1889, bersama dengan dua orang rekan biarawati yakni Beata Maria Helena Stollenwerk dan Beata Josefa Hendrina Stenmanns, di Steyl, suatu tempat di negara Belanda yang berada di wilayah perbatasan dengan negara Jerman.
"Hiduplah Allah Tri-Tunggal Mahakudus dalam hati umat manusia" menjadi motto yang menyemangati hidup spiritualitas mereka, untuk menjalankan misinya yang meliputi seluruh dunia. Saat ini, jumlah mereka tidak kurang dari 3300 suster yang terdiri dari sekitar 40 kebangsaan dan menyebar di seluruh dunia, di tiga puluh negara.
Di Indonesia, para Suster Misi Abdi Roh Kudus ini masuk pertama kali di Flores pada tahun 1917. Mereka sekarang sudah berkarya juga di Jawa, Kalimantan, Bali, Lombok, dan bahkan Sumatra. Karya yang ditangani sangat beraneka-ragam mulai dari pendidikan, kesehatan, pastoral, dan sebagainya, sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tentunya atas bimbingan Roh Kudus.
Terima kasih sudah berkunjung, Tuhan memberkati.