Kapela Sta. Maria Bintang Timur: Tanda Harapan Komunitas Katolik Maritaing

Contoh Gambar Full-width Hero
Kapela Maritaing di Alor Timur

Suasana Misa di halaman markas Koramil Alor Timur, Maritaing, Minggu (29/1/2022)

Maritaing, Alor Timur – Suasana penuh syukur dan sukacita memenuhi hati umat Katolik di Maritaing, Minggu, 3 Agustus 2025. Hari itu menjadi momen bersejarah ketika sebuah kapela yang telah dibangun dengan semangat gotong royong akhirnya secara resmi diberi nama pelindung: Sta. Maria Bintang Timur.

Penetapan nama ini dilakukan setelah perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santu Yakobus Rasul (Sayora) Bukapiting, RD. Alfons Nara Hokon. Misa dimulai pukul 08.00 WIT dan berlangsung di dalam kapela yang meski belum rampung sepenuhnya, telah aktif digunakan untuk ibadat umat.

Kapela ini menjadi titik terang baru bagi komunitas Katolik Maritaing—sebuah komunitas yang sebenarnya belum secara resmi disahkan sebagai stasi atau komunitas tetap, namun telah menunjukkan semangat iman yang hidup dan tumbuh dari waktu ke waktu.

Jejak Awal Kehadiran Gereja

Sejarah kehadiran Gereja Katolik di Maritaing tidak bisa dilepaskan inisiatif umat di sana untuk berkumpul dalam iman karena kebutuhan akan pelayanan rohani di tempat di mana tidak ada komunitas Katolik. Wajar saja karena Maritaing sangat jauh dari komunitas Katolik di Alor mana pun. Jarak ke paroki terdekat di Bukapiting sekitar 55-60 km.

Boleh dibilang, perjalanan pembentukan komunitas Katolik di Maritaing dimulai pada Minggu, 29 Januari 2022, saat dilaksanakan kunjungan pastoral resmi perdana oleh Pastor Paroki, RD. Alfons bersama Dewan Pastoral Paroki. Karena belum ada rumah ibadat saat itu, perayaan Misa dilangsungkan di Markas Koramil Alor Timur. Setelahnya, kegiatan liturgi rutin seperti Misa dan Ibadat Sabda dilaksanakan di tempat tersebut juga di ruang kelas SD Negeri Maritaing, berkat kerja sama dan keterbukaan dari pihak sekolah.

Dari Fondasi Hingga Kapela

Kapela santa Maria Bintang Timur Maritaing

Pengerjaan fondasi Kapela Maritaing (19/7/2024)

Langkah besar pembangunan tempat ibadat permanen dimulai pada 19–20 Juli 2024, ketika seluruh umat Paroki Sayora—baik dari pusat paroki maupun kapela—kapela datang bergotong-royong meletakkan fondasi kapela. Semangat kebersamaan ini menjadi fondasi (dasar) bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual bagi komunitas yang tumbuh dari semangat iman dan pelayanan.

Kini, meski pembangunan belum selesai 100%, kapela sudah dapat digunakan untuk beribadat. Dinding-dindingnya mungkin masih polos, dan terasnya belum sempurna, namun suasana doa dan kehadiran Tuhan begitu nyata di antara umat yang berkumpul.

Kapela Maritaing di Alor Timur

Pertemuan Pastor Paroki, RD. Alfons Nara Hokon (paling kiri) dengan umat Katolik Maritaing dalam kapela, Minggu (3/8/2025)

Setelah perayaan Ekaristi pada 3 Agustus lalu, umat bersama Pastor Paroki mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai hal praktis, seperti pemasangan salib di altar, pemilihan kain liturgi, penyediaan kursi, dan papan nama kapela serta kelanjutan pembangunan kapela. Dalam suasana penuh semangat, disepakati bahwa nama pelindung kapela adalah Santa Maria Bintang Timur—sebuah nama yang mencerminkan harapan dan cahaya yang membimbing, seperti terang bintang di ufuk timur.

Komunitas yang Hidup dalam Perutusan

Menariknya, umat Katolik di Maritaing bukanlah penduduk asli setempat, melainkan para Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI, dan anggota Polri yang ditugaskan di sana. Banyak di antara mereka telah tinggal di Maritaing selama bertahun-tahun, bahkan belasan tahun, dan menjadikan wilayah ini sebagai rumah kedua. Mereka membawa serta iman Katolik ke tengah masyarakat yang mayoritas beragama Kristen Protestan, serta membangun komunitas kecil yang hidup dalam semangat persaudaraan dan pelayanan. Domisili mereka pun tidak terkonsentrasi di Maritaing tetapi menyebar di beberapa tempat di sekitarnya.

Maritaing sendiri merupakan ibukota kecamatan Alor Timur. Letaknya berada di ujung timur pulau Alor, berbatasan laut dengan negara Timor Leste. Jarak dari kota Kalabahi, ibukota kabupaten Alor sekitar 89 km. Penduduk asli di sana semuanya beragama Protestan. Tempat itu bersebelahan dengan pusat Kerajaan Kolana.

Pernah pada bulan Oktober 2014. Saat itu, keluarga Katolik asal Liquiça, Timor Leste, datang langsung ke Maritaing untuk memindahkan tulang-belulang leluhur mereka dari berbagai tempat ke sebuah monumen yang dibangun tidak jauh dari kediaman Raja Kolana. Mereka menginisiasi perayaan Misa yang melibatkan Paroki Sayora di Kolana.

Walaupun belum definitif, komunitas Katolik Maritaing pernah menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan pertemuan para Iman yang berkarya di Alor-Pantar (Kevikepan Alor-Pantar, Keuskupan Agung Kupang) selama 2 hari. Kegiatan itu dilaksanakan pada 12-13 September 2023.

Kapela santa Maria Bintang Timur Maritaing

Foto bersama para Imam se-Kevikepan Alor-Pantar dalam pertemuan Unio di Maritaing (12-13/9/2023)

Perjalanan iman komunitas Katolik Maritaing mungkin masih panjang. Mereka belum resmi menjadi stasi, kapela mereka belum selesai dibangun, dan jumlah umat masih terbatas. Namun dengan penetapan nama Sta. Maria Bintang Timur, umat di Maritaing telah mengambil langkah pasti dalam menapaki jalan terang, bersama Bunda Maria yang senantiasa menuntun menuju Kristus.

Bersama Maria, kita melangkah menuju terang. Sta. Maria Bintang Timur, doakanlah kami.

Lihat juga:

Bagikan artikel ini ke:

Klik untuk ke Perpustakaan:

Artikel Terbaru

    Jangan lewatkan

    Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

    Lagu Misa Katolik - Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

    Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru, Teks Lengkap Siap Digunakan

    Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

    Teks Ibadat Sabda Tanpa Imam Lengkap dengan Tata Caranya

    Ibadat Syukur Kelahiran Anak Tata Cara Katolik

    Lagu-Lagu Misa Pernikahan Katolik Terbaru

    Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

    Daftar Lagu Misa Hari Raya Kemerdekaan Indonesia

    Ibadat Sabda Arwah Tanpa Imam Lengkap dengan Bacaan dan Renungan