Gereja Katolik Atengmelang; Buah Tekad Membaja

Nun jauh di atas pegunungan Alor tepatnya di Desa Lembur Tengah, Kecamatan Alor Tengah Utara ada sekawanan kecil umat Katolik yang membentuk satu persekutuan Gerejani di sana. Akhir pekan lalu (13-14/1/2018) ketika melakukan kegiatan pastoral bersama Paguyuban Katekis (Pakis) Paroki St. Yakobus Rasul Bukapiting ke Kapela Atengmelang, DIARY SAYORA sempat berbincang-bincang dengan perintis masuknya Gereja Katolik di sana, Bapak Martinus Padama.
Sambil duduk santai di pondok kecil di belakang rumahnya sembari menyeruput kopi di tengah rinai gerimis Minggu siang itu, Martinus berkisah dengan penuh semangat.

Martinus yang beragama Protestan dari denominasi GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor) mulai berpikir untuk menjadi Katolik semenjak mengawini Marselina Lehima, seorang putri di kapungnya Atengmelang. Marselina adalah anak dari seorang ibu asal Mainang yang sebelumnya beragama Katolik namun menjadi Protestan karena kawin dengan lelaki Protestan dari Atengmelang. 
Ada suatu hal yang selalu mengusik benak Martinus bahwa Katolik adalah agama tua dan Protestan adalah agama muda. Suatu waktu ia bertanya kepada ibu mertuanya, kenapa rela meninggalkan agama tua untuk beralih ke agama muda dan ditanggapi oleh mertuanya sebagai sesuatu yang terjadi di luar kemampuannya. Kepada mertuanya itu ia menyatakan bahwa ia akan membuka agama Katolik di Atengmelang. Itu terjadi di tahun 1978.

Untuk mewujudkan hasratnya itu, Martinus secara diam-diam pergi ke Kalabahi menemui Pastor. Ia diterima oleh Pastor Paroki Alor-Pantar waktu itu; P. Florante Llames, SVD.
“Pastor, saya dari kampung Atengmelang. Nama saya Martinus Padama. Saya mau masuk Katolik.” Begitu ia menyatakan niatnya kepada Pastor. Pater Florante mempertanyakan alasannya dan kesungguhan hatinya dan ia pun menyakinkan Pastor akan niatnya itu. Pater Florante mengizinkan Martinus untuk tinggal di pastoran beberapa waktu.

Setelah tinggal selama tiga bulan di pastoran Kalabahi, Pater Florante memanggil Martinus dan menanyakan lagi kesungguhan hatinya. Ia kembali menegaskan kepada pastor bahwa tekadnya itu sudah bulat dan apapun resikonya akan ia tanggung. Sambil memegang Kitab Suci, Pastor mendoakannya dan ia disuruh pulang dengan membawa sepucuk surat kuasa dari Pastor. 
“Kalau ada yang bertanya atau menentang kamu, tunjukkan saja surat ini,” demikian pesan Pater Florante kepadanya. Pater juga memberinya 5 buah Kitab Suci, kontas dan buku doa.

Ketika tiba kembali di Atengmelang, Martinus diberitahu oleh Marselina istrinya bahwa istrinya itu telah diangkat menjadi Smas di Jemaat mereka.  “Saya sudah mendapat persetujuan dari Pastor di Kalabahi dan saya mau buka agama Katolik di sini jadi mama tidak boleh ikut kebaktian di atas lagi”. Kata Martinus kepada isterinya.
“Iya Bapa. Saya ikut bapa”. Balas isterinya menyetujui.
Martinus pun mulai mengajarkan doa-doa Katolik kepada isterinya seperti yang ia pelajari selama tinggal tiga bulan bersama Pastor di Kalabahi. Pada hari Minggu, mereka menutup pintu rumah dan berdoa sendiri di dalam rumah mereka.

Beberapa kali tidak menghadiri kebaktian Minggu di Gereja, menimbulkan kecurigaan dalam diri pimpinan Gereja dan jemaat setempat terhadap Martinus dan isterinya. Mereka pun mulai memata-matai rumah Martinus dan membuktikan bahwa Martinus dan isterinya memang kerap melakukan ritual ibadat yang berbeda. Hal tersebut kemudian dilaporkan kepada Kepala Desa.
Sang Kepala Desa pun bergerak cepat dengan segera mengutus OPR (sejenis Hansip pada waktu itu) untuk memanggil Martinus menghadap. Di hadapan Kepada Desa  Martinus mengaku dengan terus terang bahwa ia sudah menganut agama Katolik. Kepala Desa memerintahkannya untuk meninggalkan agama barunya itu dan kembali ke Protestan tetapi ditolak oleh Martinus. Atas penolakan itu, Martinus mendapatkan siksaan yang hebat dari OPR namun tidak pernah membatalkan niatnya. 
“Sekali Katolik, tetap katolik”, tekat itu selalu membara di sanubarinya.
Sejak itu, setiap hari Senin, ketika ada apel di Kantor Desa, Martinus selalu dipanggil, dipaksa meninggalkan Katolik, ia terus menolak dan kemudian mendapat siksaan. 
“Kamu bikin mati saya juga saya tidak akan keluar dari Katolik”, begitu berulang-ulang Martinus memberikan penegasan kepada Kepala Desa, Pendeta dan para penyiksanya.

Lama-lama mereka jera juga akhirnya atas perintah Kepala Desa, Martinus dibiarkan melanjutkan aktivitas keagamaannya.
“Kita lihat saja, dia mampu atau tidak. Nanti kalau dia tidak mampu, dia akan kembali juga”. Kata Kepala Desa menyangsikan kemampuan Martinus.
Mendapat angin kebebasan, Martinus mulai leluasa menjalankan aktivitas keagamaan. Di samping rumahnya ia membuat rumah kecil lagi yang diperuntukkan sebagai tempat beribadat. Beberapa keluarganya merasa tertarik dan menyatakan niat untuk bergabung. Martinus menerima mereka dan hal itu semakin menambah jumlah mereka. Mendapat kabar itu, Pastor mengutus Guru Agama dari Mainang untuk melayani umat baru tersebut. Semangat mereka pun kian bertambah.

Waktu itu umat Katolik baru sebatas Martinus dan keluarganya. Suatu hari di tahun 1980, Pastor Florante mengirim pesan kepada Martinus bahwa ia akan ke Atengmelang bersama umat dari Mainang untuk mengesahkan berdirinya Gereja Katolik Atengmelang. Untuk itu Martinus diminta untuk mengundang Kepala Desa, Pendeta, tokoh masyarakan dan tokoh jemaat setempat. Martinus pun mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan perintah Pastor.

Tibalah hari yang dinantikan itu. Kehadiran Pastor dan sesama saudara seiman disambut Martinus secara pesta adat di mana hadir pula “anak perempuan” yang memberi dukungan secara moril. Sejak itu komunitas Katolik di Atengmelang terus berkembang hingga kini mencapai seratusan lebih jiwa. Di tempat itu telah didirikan sebuah kapela yang dipersembahkan kepada Sta. Maria dari Lordes dan masuk dalam wilayah pastoral Paroki St. Yakobus Rasul Sidongkomang-Alor.



Artikel Terbaru

Jangan lewatkan

Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik

Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

Teks Panduan Ibadat Katolik untuk Peringatan 40 Hari Kematian

Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

Lagu Misa Katolik; Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

Lagu Adven Fajar Telah Mulai Menyingsing SATB

Daftar Rekomendasi Lagu Misa Natal Terbaru

Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru 2024

Kriteria, Tata Tertib dan Aspek Penilaian Lomba Baca Kitab Suci Katolik BKSN