Renungan Hari Minggu Biasa XXXII Tahun A
Matahari Selalu Terbit dari Timur
Segala sesuatu tentu memiliki awal. Dan matahari selalu terbit dari Timur. Ini sudah menjadi kepastian. Fenomena alam yang indah dan menakjubkan ini telah mendorong manusia untuk merenungkan lebih jauh makna yang ada dibalik semua peristiwa di bumi. Mentari yang mengakhiri malam dan serentak menjadi awal kehidupan baru, akhirnya dipahami sebagai lambang kekuatan dan Sumber Kebijaksanaan.
Lihat juga:
Cara paling mudah buat renungan untu Ibadat Sabda Lingkungan
Tata cara Ibadat Sabda Lingkungan Katolik
Lagu-lagu Misa Katolik Partitur SATB
Sebagaimana matahari selalu terbit dari Timur, demikianpun pemahaman akan Tuhan sebagai sumber kebijaksanaan sangat luas tersebar dalam kultur Timur. Kebijaksanaan ilahi dipersonifikasi agar dapat diterima dan masuk dalam pemahaman manusia. Bacaan pertama hari ini diambil dari kitab kebijaksanaan.
Bagi kebayanyakan orang dalam masyarakat modern, kebijaksanaan sering dikaitkan dengan pembelajaran yang berat dan pengujian yang sulit atas pengalaman hidup. Namun teks-teks dalam kitab kebijaksanaan, mengajarkan kita hal lain: Siapa pun yang terlibat dalam kebijaksanaan dan pencaharian makna hidup tidak perlu takut pada upaya apa pun. Karena kebijaksanaan itu akan mendekati orang-orang yang setia mencarinya dan yang membiarkan diri ditemukan olehnya. Kebijaksanaan itu pertama-tama tidak hadir dalam pemikiran-pemikiran besar. Ia justru ditemukan terutama pada hal-hal kecil yang ada di depan pintu rumah. Maka benarlah pepatah klasik ini: Kita menjadi luar biasa ketika kita setia terhadap hal-hal yang biasa. Jika kita tekun dan setia melakukan tangung jawab dan tugas kita setiap hari, maka kita akan menjadi orang-orang yang luar biasa.
Kembali kepada Kitab kebijaksanaan. Kitab ini sesungguhnya menulis segala kualitas Ilahi. Kualitas-kulitas Ilahi dibutuhkan sebagai kekuatan untuk mengajar umat dan memberikan mereka harapan dan kekuatan terutama ketika harus berhadapan dengan situasi sulit. Sebab masalah-masalah besar da sulit yang yang dihadapi umat manusia tidak mungkin dijawab hanya dengan kemampuan atau pengetahuan manusia yang terbatas. Demikianlah buku ini berisikan berbagai tuntunan bagaimana seharusnya manusia membangun dunia ini. Selain dari pada itu iapun mengandung kerinduan manusia untuk mengakui campur tangan Ilahi dalam kehidupan sehari-hari.
Senada dengan ajaran Kitab Kebijaksanaan, Paulus dalam bacaan kedua hari ini berupaya menghibur dan memberikan harapan kepada komunitas Kristen Non-Yahudi di Tesalonika yang sedang menghadapi kesulitan. Misteri kematian dan konsekuensi lanjut dari kenyataan tragis ini telah menjadi sebuah perdebatan krusial yang sulit dipecahkan. Dapat diasumsikan bahwa bagian ini ditulis karena orang-orang Tesalonika tidak yakin akan keselamatan orang mati. Merujuk pada kematian dan kebangkitan Yesus, Paulus membuka harapan agar jemaat gereja yang sudah meninggalpun akan meraih kemuliaan. Paulus tidak ingin berbicara tentang mereka yang sudah “tertidur”, melainkan ia ingin menangkal sikap yang didominasi rasa kecewa dan putus asa. Paulus menegaskan bahwa ketidakberdayaan dan keputusasaan dalam menghadapi kematian bukan menjadi sikap umat Kristiani demikianpun kekhawatiran akan nasib orang-orang mati. Kehidupan di dunia ini tidak berakhir dengan kematian. Mereka yang percaya kepada Kristus dijamin memiliki hidup kekal. Jaminan akan hidup kekal bagi setiap orang beriman sudah dimulai sejak saat ini, di dalam kehidupan ini. Apa yang kita lakukan hari ini memiliki dampak untuk kehidupan kekal tersebut. Kekhawatiran yang berlebihan atas hal-hal fana justru akan mengaburkan konsentrasi dan perhatian kita untuk melakukan hal-hal yang lebih berarti. Bacaan Injil hari ini, menghantar kita lebih dalam untuk memaknai pesan ini. Cinta kepada Tuhan dan sesama harus dapat kita buktikan dalam hidup setiap hari. Fokus utama Injil Matius adalah perintah kasih, yang menjadi landasan proklamasi Kristus sebagai ahli waris janji keselamatan. Dalam diri Anak Allah, cara Allah dalam berinteraksi dengan manusia mempunyai kualitas yang baru. Teks injil hari ini mengajak kita untuk sedapat mungkin mempersiapkan diri dengan lebih baik agar kita tetap komit dan konsern pada perintah ini. Pesan Injil akhirnya tampil sebagai benang merah dari inti setiap bacaan yang telah kita dengarkan. Di sini Mathius, melukiskan kebijaksanaan atau keselamatan itu dengan sangat praktis dan sederhana.
Perumpamaan 10 gadis mengingatkan kita untuk waspada. Demikianlah kewaspadaan telah menjadi buah dari Kebijaksanaan itu. Siapa yang mencintai, menantikan yang dicintai dan selalu merindukan orang yang dicintainya. Tuhan hendaknya dinantikan seperti orang yang sedang menantikan kekasih. Kristus sebagai Mempelai Pria menuntut penantian yang aktif dari orang-orang percaya. Dia datang ke dalam hidup kita setiap saat dan mengharapkan balasan cinta kita. Dia senang dengan pelita pengabdian cinta kita yang selalu bercahaya, karena minyak ibadah kita tetap terisi. Dia mendambakan kerinduan hati kita yang berkobar terhadap ajaran Cinta dan kebijaksanaanNya. Yesus, Sang Mempelai itu dijumpai dalam diri sesama, terutama dalam diri mereka yang membutuhkan pertolongan, orang-orang yang menderita, miskin, sakit dan lemah. Jika kita mampu menunjukkan kasih kita yang tulus kepada sesama yang paling hina, kita telah melakukan kasih itu kepada Tuhan. Inilah isi Kebijaksanaan Tuhan. Dalam beberapa situasi Tuhan mendekati kita secara tiba-tiba, tanpa diduga. Jangan sampai kita terkejut dan kurang waspada. Untuk itu kita perlu beralih untuk menyelaraskan diri dengan kasih dan kebijaksanaaNya. Sabda Tuhan berkata, ”Karena itu, waspadalah! Sebab engkau tidak tahu hari maupun saatnya!” Seruan ini adalah perintah sekaligus undangan. Kita dapat menghibur diri kita dengan keyakinan ini: Tuhan datang ke dalam kehidupan kita, bukan untuk menghakimi, namun untuk menguatkan dan menyemangati kita. Ya, Tuhan selalu datang. Setiap saat Dia ada. Namun pada saat kematian, Dia akan datang satu kali saja! Hal ini mungkin membuat kita takut. Tapi Tuhan yang akan datang selalu menunjukkan wajah yang baik. Dia itu adalah Kristus Tuhan yang penuh belas kasih. Semoga kelak kita dapat menyambut Tuhan yang datang dengan hati yang tetap waspada. Hati yang selalu terisi minyak cinta dan kebijaksanaan Ilahi akan membuat pelita hidup tetap bernyala. Bersama Sang Mempelai, Tuhan dan Matahari Kebijaksanaan itu kita akan masuk ke dalam ruang perjamuan Abadi. Amin. Damian Ria Pay
Terima kasih atas kunjungannya, Tuhan memberkati.