Mengenal Metode Katekese Bulan Kitab Suci Nasional Tahun 2022

Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) menjumpai kita setiap tahunnya pada bulan September, tidak terkecuali pada tahun 2022 ini. Tema BKSN tahun 2022 adalah “Allah sumber harapan hidup baru”. Seperti biasanya dalam setiap kali BKSN diadakan katekese umat. Di dalam kegiatan katekese tersebut selalu menggunakan metode tertentu. Berikut ini adalah metode katekese yang digunakan di dalam katekese BKSN tahun 2022.

Lihat juga: Gagasan pendukung bahan katekese BKSN 2022

Dilihat dari bahan katekese BKSN tahun 2022 yang telah dikeluarkan oleh Lembaga Biblika Indonesia (LBI), metode katekese yang digunakan dalam katekese BKSN adalah metode Lectio Divina. Apa itu metode lectio divina? Lectio divina artinya Bacaan llahi. Lectio divina atau Bacaan llahi adalah pembacaan Kitab Suci yang direnungkan dengan tujuan untuk berdoa dari Kitab Suci dan hidup dari Sabda Allah.

Lihat juga: Cara mudah memimpin katekese umat

Dalam metode lectio divina ini ada lima langkah yang akan dilaksanakan, yaitu: Lectio (leksio), meditatio (meditatsio), oratio (oratsio), contemplatio (kontemplatsio) dan actio (aksio). Allah bersabda ketika kita membaca Kitab Suci. Kita mendengarkannya lalu berusaha memahaminya. Itulah yang dimaksudkan dengan Lectio. Usaha kita untuk memahami pesan yang terkandung di dalam Sabda Tuhan untuk diri kita saat ini, itulah Meditatio. Setelah memahaminya,  kita menyampaikan tanggapan dalam doa, itulah Oratio. Sabda Allah yang sudah kita dengarkan dan pahami itu selalu kita ingat, itulah Contemplatio dan kita jalankan dalam kehidupan, itulah Actio.

Tiga langkah pertama terjadi dalam proses pertemuan katekese, sedangkan dua langkah terakhir terjadi di dalam kehidupan yang nyata. Dengan demikian, Lectio Divina tidak terbatas pada waktu orang membaca Kitab Suci saja, tetapi menyangkut sikap hidup orang beriman dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui proses Lectio Divina, setiap orang mengikuti pertemuan katekese dituntun untuk menyadari bahwa dirinya seperti sedang duduk di kaki Yesus dan mendengarkan Sabda-Nya. Ada rasa kebesamaan dengan Yesus di sana. Kebersamaan dengan Yesus itu merupakan saat-saat yang penting bagi kita untuk membina relasi dengan Tuhan yang kita imani sebagai Penyelamat yang mengasihi kita. Hanya kalau kita mau menikmati kebersamaan dengan Yesus, kita dapat lebih mengenal Dia dan semakin erat bersatu dengan-Nya.

Kitab Suci merupakan sarana yang istimewa untuk berjumpa dengan Allah. Di dalamnya Allah memperkenalkan Diri dan menyatakan kehendak-Nya. Dalam Lectio Divina yang dilakukan dalam kelompok, para peserta perlu menyadari bahwa mereka semua bersama-sama mendengarkan Sabda Allah. Lewat teks yang sama Tuhan mengatakan hal yang berbeda kepada setiap peserta. Dengan kata lain, ketika beberapa orang bersama-sama membaca dan merenungkan teks yang sama, bisa jadi masing-masing akan menemukan pesan yang berbeda. Pesan untuk masing-masing peserta itulah yang perlu dibagikan kepada para peserta lain sehingga dalam sekali pertemuan kita dapat mendapatkan hasil yang melimpah. Dalam hal ini orang perlu menjadi rendah hati dan tidak boleh merasa bahwa pemahamannya yang paling benar dan layak didengarkan. Allah dapat berbicara melalui siapa saja hanya orang yang memiliki kerendahan hati dapat mendengarkannya.

kenny aprilio

Proses dalam
lectio divina

1. Lectio.

Pada tahap ini kita membaca satu perikop untuk memahami apa yang tertulis di dalamnya. Kalau isi perikop itu kita pahami dengan baik, pesannya pun akan menjadi jelas untuk kita. Setiap orang perlu membaca dengan teliti dan belajar untuk memahami teks menurut kemampuannya. Perlu diperhatikan pernyataan-pernyataan yang pokok, siapa yang berbicara atau bertindak, apa yang dikatakan atau dilakukannya, kepada siapa, mengapa, dan lain-lain. Dalam Kelompok Kitab Suci: pemandu membacakan dan memberi penjelasan atau memimpin pembicaraan untuk memahami isi perikop.

2. Meditatio.

Pada tahap ini kita berusaha menemukan kebenaran Sabda Allah (pesan teks) dan menerapkannya pada diri sendiri. Kita berpaling kepada Allah dan berusaha memahami apa yang dikatakan oleh Sabda-Nya kepada kita sekarang. Kita dapat mengulang-ulang di dalam hati pernyataan pokok yang dan membiarkannya bergema di dalam hati kita dan menerangi diri kita. Kita dapat juga memperhatikan perkataan dan tindakan tokoh di dalam teks tun mencari apa yang dapat diteladan dan bagaimana meneladan tokoh tersebut, Kita diajak untuk jujur dan terbuka melihat diri sendiri dan membiarkan seluruh diri kita disoroti oleh Sabda Allah. Dalam meditasi Sabda Allah itu dapat membantu kita melihat dosa-dosa kita, membangkitkan penyesalan, atau membangkitkan keyakinan dan pengharapan akan kasih Allah.

Dalam Kelompok Kitab Suci: para peserta diajak masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam untuk: Membayangkan peristiwa yang diceritakan atau mengingat kembali isi teks, mencari: "Pesan apa yang dapat dipelajari dari Sabda yang baru direnungkan?" Apa saja pesan itu bagi dirinya: mengingatkan, menegur, menguatkan, atau menghibur? Lalu para peserta diminta untuk membuka mata, menuliskan pesan yang baru direnungkan dan membagikannya kepada peserta lain.

3. Oratio.

Kita menyampaikan doa yang digerakkan dan diilhami oleh Sabda. Allah telah menyatakan kehendak-Nya kepada kita dalam Meditatio, sekarang kita menanggapi Sabda itu dengan doa. Doa yang kita ucapkan ini merupakan tanggapan atas Sabda yang baru kita dengarkan; bisa berupa pujian, syukur, permohonan, dan sebagainya. Dengan demikian, doa yang kita ucapkan itu mengalir dari Sabda Allah dan menurut kehendak Allah.

Dalam Kelompok Kitab Suci peserta diajak untuk mempersiapkan doa secara tertulis. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk membacakan doa yang telah dituliskan. Rangkaian doa ditutup dengan doa Bapa Kami.

4. Contemplatio.

Contemplatio merupakan sikap hidup di hadirat Allah. Kita menjalani kehidupan sambil memandang Allah dan selalu menyadari bahwa Dia selalu bersama kita. Sabda yang sudah direnungkan dan didoakan itu selalu kita ingat dalam kehidupan kita. Sabda Allah itu sungguh-sungguh menjadi terang bagi jalan kita dan pelita bagi langkah kita (Mzm. i19105). Kehidupan kita digerakkan dan diterangi oleh Sabda Allah. Kita tetapi hidup di dalam dunia. tetapi kita menjalaninya di dalam Kristus. Kristus hidup di dalam dirinya dan ia memandang segala sesuatu dengan mata dan hati Kristus.

5. Actio.

Membaca, mempelajari, dan merenungkan Sabda kemudian harus mengalir ke dalam kehidupan dengan selalu setia pada Kristus dan ajaran-Nya. Actio telah merupakan tindakan nyata untuk melaksanakan Sabda Allah yang telah didengarkan. Dengan demikian, kehendak Allah yang dinyatakan dalam Kitab Suci terlaksana dalam kehidupan kita.

Sumber: Lembaga Biblika Indonesia

Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat dan silahkan dibagikan (share) kepada yang lain.

Tuhan memberkati.

16 Juli 2022: Pesta Santa Maria di Gunung Karmel.



Artikel Terbaru

Jangan lewatkan

Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik

Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

Teks Panduan Ibadat Katolik untuk Peringatan 40 Hari Kematian

Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

Lagu Misa Katolik; Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

Lagu Adven Fajar Telah Mulai Menyingsing SATB

Daftar Rekomendasi Lagu Misa Natal Terbaru

Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru 2024

Kriteria, Tata Tertib dan Aspek Penilaian Lomba Baca Kitab Suci Katolik BKSN