Bumi sebagai rumah keluarga kita

Paroki St. Yakobus Rasul Bukapiting - Alor

K A T E K E S E  O R A N G  D E W A S A | A P P  2 0 1 7

Pertemuan III

Bumi Sebagai Rumah Keluarga Kita

Kejadian 2-14:25

Tujuan:

1.        Agar peserta memahami bahwa bumi sesungguhnya adalah rumah hunian bersama seluruh ciptaan.

2.        Agar peserta mengupayakan pemeliharaan bumi melalui karya-karya ekologis konket.

Pemikiran Dasar:

Bumi adalah rumah bersama seluruh ciptaan. Keluarga sering kali membutuhkan sebuah rumah yang nyaman, menyejukkan, dan mendamaikan. Di sini, bumi mestinya dilihat sebuah rumah yang nyaman, sehat, menyejukkan dan mendamaikan bagi seluruh ciptaan. Sebagaimana rumah tinggal kita, bumi harus dijaga dan dipelihara, dibersihkan dan dibaharui agar menjadi tempat berlindung yang aman bagi manusia dan segenap ciptaan.

Keluarga membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, lingkungan yang layak, di mana mereka dapat menjalin hubungan-hubungan yang layak. Kesadaran tentang bumi sebagai rumah bersama juga membantu manusia untuk berpikir tentang rumah bagi anak cucunya.

Bumi adalah "satu-satunya” rumah yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, pengrusakan lingkungan hidup (alam) bisa dikatakan sebagai pengrusakan rumah bersama tersebut. Dengan merusak rumah bersama, manusia meninggalkan "puing-puing" kepada generasi berikutnya. Perlanyaan mendasar bagi kita: 'Bumi macam apa yang hendak kita wariskan bagi anak cucu kita?".

 Lingkungan dipercayakan kepada manusia, agar manusia melindungi dan mengolahnya dalam kebebasan yang bertanggung jawab, dengan kesejahteraan semua orang sebagai tolok ukur dalam pemanfaatan atas seluruh realitas dunia yang ada.

Langkah – langkah Pengembangan

1.        Pengantar

Setelah kita diajak untuk menyadari alam ciptaan sebagai anugerah Allah bagi kita pada pertemuan pertama lalu bagaimana mengupayakan hubungan yang harmonis dengan ciptaan lain sebagai saudara kita pada pertemuan kedua, pada kesempatan pertemuan ketiga ini kita akan merenungkan tentang bumi sebagai rumah keluarga kita bersama seluruh umat manusia. Kita membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal keluarga kita. Rumah itu harus layak huni dalam arti memenuhi standar kesehatan dan kenyamanan dan kedamaian. Rumah bagi seluruh keluarga manusia adalah bumi. Rumah keluarga kita dapat dibongkar dan lenyap tetapi bumi kita wariskan kepada generasi mendatang. Bumi seperti apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita. Firman Tuhan yang akan kita renungkan pada kesempatan ini akan mununtun kita untuk menemukan upaya-upaya pemeluharaan bumi melalui tindakan ekologis yang konkret. Marilah kita awali pertemuan katekese kita dengan sebuah lagu.

2.      Lagu pembukaan :

3.      Doa Pembukaan

·           Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

·           Amin.

·           Marilah kita berdoa: Allah, Bapa kami dalam surga, puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu atas penyelenggaraan-Mu bagi hidup dan karya kami. Kini kami kembali Engkau kumpulkan untuk melanjutkan permenungan kami dalam masa Pra-paskah ini. Hadirlah bersama kami ya Tuhan dan bimbinglah kami menyelami kehendak-Mu dalam memelihara dan merawat bumi ini sebagai rumah yang telah Engkau sendiri sediakan bagi kami. Terpujilah Nama-Mu yang kudus, kini dan sepanjang segala masa.

·           Amin.

4.        Peduli kita

Pendamping mengajak peserta untuk melihat kenyataan hidup yang berkaitan dengan tema. Peserta dapat menambahkan kenyataan lain yang ditemuinya!

·           Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia selain makanan dan pakaian.

·           Rumah melindungi kita dari bahaya, hawa dingin dan panas.

·           Sebagai tempat tinggal, rumah mempunyai standar-standar kelayakan tertentu sehingga kita merasa nyaman tinggal di dalamnya dan menunjang kesehatan kita baik kesehatan jasmani maupun kesehatan batiniah/ rohani.

·           Hal yang juga mempengaruhi kenyamanan tinggal kita adalah lingkungan kita. Lingkuangan dan keluarga saling mempengaruhi. Suatu lingkungan kampung adalah rumah bagi keluargai-keluarga penghuninya dan rumah bersama bagi seluruh keluarga umat manusia dari segala zaman adalah bumi. Bumi yang kita diami saat ini juga akan menjadi kediaman generasi demi generasi yang akan datang. Seperti apa kondisi bumi nanti bergantung pada pemeliharaan bumi saat ini. Bumi seperti apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita?

5.      Sapaan Sabda Tuhan

Pendamping mengajak peserta untuk membuka Kitab Suci dan membaca Kitab Kejadian 2:15-25

15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." 18. TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Peserta diajak mendalami teks dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan penuntun berikut.

·           Sebutkan tokoh-tokoh dalam kitab Kejadian 2:15-25?

Tuhan, Adam, Hawa

·           Di mana dan bagaimana keadaan lingkungan hidup mereka?

Tuhan menempatkan mereka di taman yang indah dimana segala kebutuhan hidup mereka tersedia di dalamnya.

·           Peraturan apa yang berlaku dalam taman itu?

Tidak boleh makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Siapa yang memakannya, dia akan mati. Peraturan itu diberikan oleh Tuhan sendiri.

·           Apa yang dilakukan oleh manusia terhadap segala binatang yang dibawa Tuhan kepadanya?

Memberi nama.

·           Mengapa Tuhan menciptakan penolong bagi Adam?

Supaya mereka bersatu, saling melengkapi dalam mengelola semua yang telah diberikan oleh Tuhan.

Penegasan fasilitator :

·           Bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan.

·           Manusia (Adam) sebagai ciptaan terluhur ditempatkan di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

·           Taman Eden sebagai simbol bumi yang layak huni bagi manusia adalah rumah bagi manusia dan ciptaan lainnya.

·           Tugas manusia adalah mengusahakan dan memelihara bumi.

·           Ciptaan lain diserahkan Tuhan di bawah kekuasaan manusia melalui pemberian nama; tujuannya adalah untuk dimanfaatkan dengan bijaksana demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia.

·           Untuk tugas itu manusia membutuhkan penolong yang sepadan dengan dia dan Tuhan menciptakan Hawa (Perempuan) dari laki-laki

·           Bumi sebagai rumah bersama diciptakan dan disediakan Tuhan bagi manusia dan ciptaan lain. Tugas mengusahakan dan memelihara diserahkan kepada manusia. Tujuannya agar rumah bersama ini tetap awet dan menjamin kesejahteraan serta keberlanjutan hidup manusia.

6.        Mari Kita Merenungkan

Peserta diarahkan untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut lalu membagikannya dalam ceritera pengalaman masing-masing. Peserta hanya boleh menceriterakan pengalaman iman pribadinya.

·           Bagaimana kita merawat dan memelihara rumah kita agar menjadi lempat tinggal yang layak bagi kita sekeluarga?

·           Apakah kita juga menata dengan baik lingkungan sekitar rumah kita, kampung kita, lahan usaha kita? Bagaimana kita melakukannya.

·           Bagaimana kita menghayatinya sebagai bentuk tanggung jawab iman kita?

·           Apakah kita mengajarkan/ menanamkannya kepada anak-anak kita? Bagaimana kita melakukannya?

Setelah sharing, pemandu dapat menyampakan penegasan-penegasan berdasarkan pemikiran dasar dari sub tema ini.

7.        Mari kita ingat

A.       Kitab Suci

·      “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. (Kej 2:15)

·      Pada awal mula Tuhan menciptakan segala sesuatu dan semuanya baik (Kej 1:1-31).

·      Tuhan di dalam kekuatan-Nya menciptakan bumi dan segala isinya (Yer 27:5).

·      Dunia diciptakan melalui Putera Allah, yang menopang seluruh alam semesta (Ibr 1:1-3).

B.        Ajaran Gereja

·      Penciptaan adalah awal sejarah keselamatan, sebagaimana direnung-kan dalam liturgi Paska (KGK 280-281, 315).

·      “Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah” (KGK 293-294, 319).

·      Allah memberi manusia kemungkinan untuk mengambil bagian dalam (KGK 306-308, 323).

·      Allah sendiri telah menciptakan dunia yang kelihatan ini dengan segala kekayaannya, keanekaragamannya, susunannya (KGK 337).

C.        Tradisi Suci

·      Pengakuan iman Katolik akan karya penciptaan yang tertuang dalam Credo.

·      Hari Raya Kristus Raja Semesta Allah yang dirayakan Gereja.

D.       Kearifan Lokal

Bumi yang asri adalah jantung kehidupan bagi generasi mendatang.

8.        Rencana aksi nyata

Aksi nyata katekese merupakan tindak lanjut dari permenungan atas tema katekese melalui tindakan nyata bersama yang memberi dampak bagi kehidupan.

KUB/Kapela                            :

Kegiatan yang disepakati      :

 

Waktu                                     :

Tempat                                   :

9.        Pengumuman

Penyampaian mengenai sub tema katekese  minggu depan, waktu dan tempat katekese serta pengumuman lain.

10.    Doa Umat

Sebagai tanggapan atas Sabda Tuhan yang telah direnungkan bersama, beberapa orang peserta diminta menyampaikan doa umat secara spontan lalu diakhiri dengan doa Bapa kami oleh pendamping katekese.

11.    Doa penutup

·           Marilah berdoa, Ya Allah, Bapa yang Mahapengasih, kembali kami haturkan syukur kepada-Mu atas segala kelimpahan berkat-Mu bagi kami terutama atas waktu dan kebersamaan iman kami untuk merenungkan sabda-Mu pada pertemuan katekese ini. Bantulah kami untuk mampu melaksanakan semua yang telah kami dalami ini dalam kehidupan kami. Berkatilah hidup dan karya kami masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab kami atas tugas yang telah Engkau berikan. Terpujilah Dikau, Bapa yang mahakuasa, terpujilah Yesus Putra-Mu dan Penebus kami, terpujilah Roh Kudus Pembimbing hidup kami sekarang dan sepanjang segala masa.

·           Amin.

·           Saudara-saudari yang terkasih, dengan ini katekese kita telah selesai.

·           Syukur Kepada Allah.

12.    Lagu penutup

13.    Tanda Salib               


Berita lainnya :

Profil Paroki Santu Yakobus Rasul Bukapiting Alor

Terima kasih atas kunjungannya, Tuhan memberkati.

 



Artikel Terbaru

Jangan lewatkan

Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik

Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

Teks Panduan Ibadat Katolik untuk Peringatan 40 Hari Kematian

Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

Lagu Misa Katolik; Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

Lagu Adven Fajar Telah Mulai Menyingsing SATB

Daftar Rekomendasi Lagu Misa Natal Terbaru

Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru 2024

Kriteria, Tata Tertib dan Aspek Penilaian Lomba Baca Kitab Suci Katolik BKSN