Gereja Katolik Luba-Alor: Tumbuh dalam Iman di Tengah Keterisolasian

Kapela Luba Alor

Perayaan Misa Pemberkatan Kapela Luba dan Pelantikan Dewan Pastoral Kapela, Minggu (24/09/2023)

Luba-Alor, Di tengah bentangan alam yang menawan namun penuh tantangan di Pegunungan Alor, berdirilah Gereja Katolik Santu Petrus Kapela Luba, sebuah komunitas umat Katolik yang sedang bertumbuh dalam iman dan pelayanan. Terletak di Desa Luba, Kecamatan Lembur, Kabupaten Alor, kapela ini merupakan bagian dari Paroki Santu Yakobus Rasul Bukapiting, Keuskupan Agung Kupang. Perjalanan ke lokasi kapela ini membutuhkan effort lebih karena melintasi pegunungan tinggi dengan kondisi jalan yang memprihatinkan. Keadaan ini membuat wilayah ini berada dalam "keterisolasian".

Pada hari Sabtu, 26 Juli 2025, kami berangkat dari Bukapiting ke Luba dengan menggunakan sepeda motor. Sungguh sebuah perjalanan yang penuh perjuangan dan melelahkan, apalagi ditempuh pada malam hari. Tujuan perjalanan kami adalah melakukan pelayanan pastoral memimpin Ibadat Sabda Tanpa Imam pada hari Minggu, 27 Juli 2025.

Dapatkan berbagai arikel menarik melalui daftar menu pada scroll bar horisontal di atas atau melalui tautan di bawah:

Menjelang jam tujuh malam kami tiba di Luba. Kami disambut dengan hangatnya kopi tubruk dan penganan khas setempat. Romo Pastor Paroki Sudah lebih dahulu sejam yang lalu menunggu kami. Ia sedang dalam perjalanan bersama anggota dan calon anggota organisasi pencak silat pendidikan Tunggal Hati Seminari – Tunggal Hati Maria (THS-THM) menuju Kapela Santa Maria dari Lordes Atengmelang karena besok ada pelantikan bagi calon anggota baru di sana. Pada saat itu kami diberitahu bahwa besok tidak ada Ibadat Sabda di Luba karena semua umat sudah diarahkan untuk mengikuti Misa di Kapela Atengmelang. Setelah beristirahat sejenak, kami semua pun berangkat ke Atengmelang.

Sejarah Singkat dan Perkembangan

Awalnya, umat Katolik di Luba tergabung dalam Kapela Santa Maria dari Lordes Atengmelang. Namun, seiring dengan berkembangnya jumlah umat dan kebutuhan pastoral, Kapela Luba dimekarkan menjadi unit tersendiri atas prakarsa Pastor Paroki RD. Alfons Nara Hokon (Romo Alfons). Saat awal masa tugasnya di Paroki Bukapiting pada pertengahan tahun 2018, ketika mengunjungi Kapela Atengmelang, Romo Alfons merasa terenyuh dengan umat dari Luba yang harus menempuh perjalanan jauh ke Atengmelang demi Misa/beribadat pada hari Minggu. Pada saat itu ia bertanya kepada umat dari Luba, apakah mereka mau punya rumah ibadat sendiri dan mereka pun mengiyakan. Sejak itu rencana pembangunan pun diusun.

Proses pembangunan gedung gereja dimulai pada Maret 2019, setelah melalui proses persiapan di antaranya penentuan lokasi dan penyediaan bahan. Bapak Imanuel Manilang yang saat ini adalah Ketua Kapela memberikan sebidang tanahnya sebagai lokasi kapela. Semua umat paroki bekerja sama dalam hal penyediaan bahan bangunan juga tenaga kerja untuk membangun rumah ibadat baru tersebut. Setelah melalui perjalanan penuh perjuangan, Kapela Santu Petrus Luba akhirnya selesai dibangun dan diresmikan sebagai kapela mandiri pada 24 September 2023. Acara pengresmian berupa pembukaan selubung papan nama dilakukan oleh Camat Lembur, Ismail Samau, SH. Acara pembukaan selubung papan nama ini didahului Misa pemberkatan gedung gereja yang dipimpin oleh Pastor Paroki, RD. Alfonsius Nara Hokon didampingi Pastor Rekan, RD. Robert Yanto Faot. Seluruh umat Paroki Bukapiting, serta para tokoh agama dan masyarakat setempat hadir dalam peristiwa iman berrahmat tersebut sekalian memberi dukungan kepada komunitas umat baru itu.

Kapela Luba Alor

DPK Atengmelang sebagai kapela induk menyiapkan papan nama kapela baru lalu diarak ke lokasi kapela baru. Papan nama yang masih diselubungi itu diterima oleh Ketua DPP, Paroki Santu Yakobus Rasul Bukapiting, Bpk. Silvester Asamai, Minggu (24/09/2023)

Kapela Luba Alor

Camat Lembur, Ismail Samau, SH membuka selubung papan nama Kapela Santu Petrus Luba, Minggu (24/09/2023)

Dengan diresmikannya Kapela Santu Petrus Luba ini menambah jumlah kapela di Paroki Bukapiting dari sebelumnya lima kapela, yaitu Kapela Maipiting, Kapela Apui, Kapela Masape, Kapela Manetwati dan Kapela Atengmelang, menjadi enam kapela. Umat Katolik Luba tidak lagi melakukan perjalanan jauh ke Atengmelang untuk menghadiri Misa/Ibadat hari Minggu kecuali pasa hari raya seperti Natal dan Paskah karena Paroki masih keterbatasan tenaga Imam.

Komunitas Umat yang Bertumbuh

Dalam perbincangan kami dengan Ketua Kapela, Imanuel Manilang usai Misa Pelantikan Anggota Baru THS-THM di Atengmelang, Minggu (27/07/2025) diketahui bahwa, Kapela Santu Petrus Luba saat ini melayani 10 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 54 orang. Menariknya, 8 dari 10 KK merupakan warga yang sebelumnya beragama Protestan dan kini telah menjadi bagian dari Gereja Katolik. Perjalanan iman mereka menjadi saksi pertumbuhan Gereja yang bersifat inklusif dan menyambut siapa saja yang ingin bertumbuh dalam kasih Kristus.

Tantangan dan Harapan

Secara geografis, Kapela ini berada di daerah pegunungan dengan akses jalan yang masih sulit dilalui karena sebagian besar rusak. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan pastoral, terutama dalam hal frekuensi kunjungan pastoral dan pembinaan umat. Mereka dan juga kelima kapela lain tidak bisa merayakan Ekaristi setiap minggu. Tenaga Katekis paroki pun diperbantukan untuk memberikan pelayanan Ibadat Sabda tanpa Imam.

Di sisi lain, kata Imanuel, umat masih memerlukan pendampingan intensif dalam berbagai aspek kehidupan menggereja, seperti liturgi, pembinaan kerohanian, pewartaan, serta tata kelola organisasi gerejani. Namun semangat umat yang tinggi menjadi kekuatan utama dalam menghadapi keterbatasan ini. Dukungan dari paroki induk dan keuskupan menjadi penting dalam membina komunitas ini agar semakin mandiri dan kuat dalam iman.

Penutup

Gereja Katolik Santu Petrus Kapela Luba bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi menjadi simbol harapan dan kebangkitan iman umat di daerah pedalaman. Dari pegunungan Alor, gema Injil terus bergema lewat umat sederhana yang ingin hidup dalam terang Kristus. Semoga Kapela ini terus bertumbuh menjadi komunitas yang tangguh, solider, dan misioner demi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan umat-Nya.

Terima kasih sudah membaca dengan seksama artikel dengan topik Profil Gereja Katolik Atengmelang-Alor ini. Semoga artikel ini dapat meambah pengetahuanmu tentang Gereja Katolik Alor pada umumnya dan lebih khusus Gereja Katolik Paroki Bukapiting. Silakan membagikan artikel ini di media sosialmu supaya semakin banyak orang yang tahu.

Bagikan:


Klik untuk ke Perpustakaan:

Artikel Terbaru

    Jangan lewatkan

    Ibadat Sabda untuk Keluarga dan Lingkungan Umat Basis

    Ibadat Lingkungan Katolik Terbaru 2022

    Lagu Misa Katolik - Referensi Terbaik Lagu-Lagu Misa

    Ibadat Sabda Lingkungan Terbaru, Teks Lengkap Siap Digunakan

    Ibadat Syukur Kelahiran Anak Tata Cara Katolik

    Teks Ibadat Sabda Tanpa Imam Lengkap dengan Tata Caranya

    Lagu-Lagu Misa Pernikahan Katolik Terbaru

    Lirik dan Teks Lagu Misa Persembahan Hidup Kami

    Teks Panduan Ibadat Syukur Wisuda Katolik Siap Digunakan

    Lagu-Lagu Misa Arwah Katolik